8. Rencana Glen

108 25 8
                                    

                        

Hay, guys! Sorry banget up nya telat... Ada kendala sedikit...
Jangan lupa tinggalkan Vomen kalian ya...

Follow juga dong <3
Masa iya, baca tapi gak follow. Mhehe...

Gimana? Udah siap... Let's go... Happy Reading !

 ***
 
Langit terlihat lebih cerah dari biasanya, udara saat ini terasa sangat panas. Winny segera menyalakan AC agar para pengunjung tidak kepanasan di toko itu. Sementara Elia terlihat sibuk dengan kerjaannya, ia tengah memposting buku-bukunya di sosial media khusus tokonya.

Tiba-tiba Glen mengetuk kaca dari luar tepat di samping Winny. Tanpa di komando Winy dan beberapa pembeli yang antri melakukan pembayaran sontak menoleh. Glen nyengir saat sadar dirinya jadi pusat perhatian.

"Ngapain sih, Glen?" ucap Winny tanpa suara, ia mengisyaratkan dengan bibirnya.

Glen menyuruh Winny keluar menghampirinya. Namun Winny tak menggubrisnya, ia kembali melayani transaksi pembeli. Setelah selesai, mau tak mau Winny segera keluar menghampiri Glen yang berdiri agak jauh dari toko.

"Ada apa sih Glen? Ganggu aja, lo!" cibir Winny kesal.

"Iya sorry deh... Eh Win, nanti sore sepulang lo kerja ikut gue dulu ya! Gue mau ngomong penting."

"Whatt?! Gue? Lo gak salah? Elia kali... Kok gue, sih?" pekik Winny kaget.

"Ini juga ada hubungannya sama Elia," jawab Glen.

"Terus?"

"Ya pokoknya nanti lo bakalan tau sendiri, deh."

Winny menghela napas panjang. "Oke deh." ucap Winny akhirnya sambil ngeloyor pergi.

Glen tersenyum sebentar, lalu menyebrang jalan kembali ke kedainya.

"Dari mana lo, Win?" tanya Elia yang melihat Winny memasuki toko.

Winny tersenyum gugup, gak mungkin dia ngasih tahu El kalau dia habis ketemu Glen.

"G-gue... Gue abis dari warung El, beli minum. Tadi aus banget soalnya," jawab Winny ngeles.

"Terus mana minumnya? Bagi dong!" kali ini Diman yang berucap.

"Emmm... Udah abis Man. Hehe... Gue beli satu soalnya, tadi langsung di minum di sana."

Elia tidak bicara lagi, ia kembali fokus pada kerjaannya. Winny mengusap dada lega.

Untung saja Elia tidak curiga, batinnya.

Sebelum duduk Winny menoleh ke arah Diman, lalu menjulurkan lidahnya.

"Dihh, gak jelas!" protes Diman.

               

  ***

Senja telah menyapa menandakan waktu sudah di penghujung siang. Iya deh, maksudnya sore. Sebelum pulang, Winny menghampiri Diman dan memberitahunya bahwa ia tidak bisa ikut pulang dengannya.

After The Rain (Sudah Terbit)Where stories live. Discover now