23. Berkunjung ke Rumah Dev

90 16 21
                                    


***

Malam ini Dev meminta Elia buat menemaninya membeli kado untuk mamanya. Lusa adalah hari ulang tahun mamanya yang ke-49. Ia sengaja mengajak Elia, sekalian jalan-jalan katanya.

Elia tengah mengoleskan lipstik nude-nya saat klakson mobil Dev terdengar. Ia buru-buru merapikan pakaiannya dan bergegas keluar. Tak lupa ia mengunci pintu rumahnya.

"Hai cantik!" sapa Dev saat Elia telah menghampirinya di samping mobil.

Elia tersenyum malu. "Maaf ya, Mas, nunggu lama!" ujar Elia.

"Enggak kok, Sayang," sahutnya. "Ya udah yuk!" sambungnya.

Ia segera membukakan pintu mobil untuk Elia. Setelah ia berada di belakang kemudi, mobil pun melaju.

"Kita mau kemana dulu, nih?" tanya Elia.

"Menurutmu lebih baik ke toko kue dulu atau nyari kado dulu?" Dev malah balik nanya.

"Ke toko kue aja deh," jawab Elia mantap.

"Oke Tuan Putri...."

"Ihhh, Mas...!" protes Elia yang tengah tersipu.

Dev senang sekali menggodanya. Elia terkadang merasa Dev berlebihan tapi lebih sering merasa bahagia dengan perlakuan sederhana itu.

***

Syila turun dari mobil merahnya. Ia melihat kembali kertas yang berisi alamat rumah Dev, menyamakannya dengan tulisan yang tertera di tembok gerbang rumah di hadapannya.

"Ini beneran rumah Dev? Gila... Sultan banget dia," ujar Syila yang terus memperhatikan rumah mewah Dev.

"Cari siapa, Neng?" tanya satpam penjaga rumah itu yang muncul secara tiba-tiba.

"Eh, Pak, emm... Ini bener rumahnya Dev? Saya teman kuliahnya."

"Iya benar. Tapi tadi Mas Dev nya pergi."

Syila tersenyum senang, kebetulan sekali Dev gak ada di rumah. Jadi ia bisa leluasa melancarkan rencananya.

"Oh gitu ya, Pak. Pergi kemana dia?"

"Oh kalau itu saya gak tahu, Neng."

"Boleh saya masuk, Pak?"

Satpam itu ragu, karena sebelumnya ia belum pernah melihat perempuan ini datang kemari.

"Bentar... Saya panggilkan ibu dulu ya."

Satpam itupun segera masuk untuk memberitahukan majikannya. Beberapa saat kemudian ia kembali datang bersama Mia mamanya Dev.

"Selamat malam, Tante!" sapa Syila setelah pintu gerbangnya dibuka.

"Malam... Kamu siapa ya?" tanya Mia tak kalah heran. Ia juga sama baru melihat perempuan ini.

"Kenalin, Tante, aku temennya Dev sewaktu kuliah. Sekarang kita praktik di rumah sakit yang sama," tuturnya.

"Ohhh... Temennya Dev, ya udah yuk masuk!" ajak Mia yang segera melangkah masuk diikuti Syila.

Mereka berdua duduk di kursi ruang tamu yang cukup luas dengan nuansa hitam-putih.

"Kok Dev gak pernah cerita punya teman secantik kamu yah?" ujar Mia, ia langsung welcome sama Syila. Apalagi ia terlihat berwibawa, anggun dan menarik.

"Ahh tante bisa aja...."

"Ngomong-ngomong, Dev nya kemana ya, Tan?" tanya Syila basa-basi.

"Tadi katanya mau pergi, tapi gak tau kemana. Paling lagi jalan-jalan sama Elia."

After The Rain (Sudah Terbit)Onde histórias criam vida. Descubra agora