26. Berulah

66 10 20
                                    

"El, dengerin penjelasanku dulu!" ujar Dev yang berhasil mengikuti Elia.

"Kamu mau jelasin apa lagi, Mas? Syila itu mantan kamu, tapi kamu gak pernah bilang sama aku. Kenapa Mas?"

"Dia bukan mantan aku El! Aku berani sumpah!" pekiknya.

"Tadi kata Mama kamu apa?"

"Aku juga gak tahu El. Dari kemarin Mama selalu bilang begitu padaku, semenjak Syila datang ke rumah saat malam kita pesan kue sama kado buat Mama." ujar Dev berusaha menjelaskan meski ia tahu Elia tak akan mudah mempercayainya.

"Mas! Aku gak tahu harus percaya pada siapa. Tapi tadi aku benar-benar malu di hadapan keluargamu dan teman-teman Mamamu."

"Aku tahu, El. Tapi ini semua bukan salah aku."

Elia menoleh, menatap Dev dengan lekat. Air matanya tak henti mengalir.

"Iya, ini memang bukan salah kamu, Mas. Tapi salah aku! Semua salah aku karena aku bukan dokter, aku bukan siapa-siapa, aku bukan-"

"Cukup, El!" potong Dev langsung.

"Kamu gak perlu marah-marah seperti ini. Aku juga bisa maafin kamu saat kamu berduaan sama Glen yang jelas-jelas mantan kamu. Tapi kenapa kamu sekarang semarah ini sedangkan Syila benar-benar bukan mantan aku?!" pekik Dev membuat Elia semakin menangis sampai gemetar.  Elia tak menyangka Dev akan berbicara seperti itu.

"El maaf, aku gak-"

"Kamu gak akan ngerasain gimana jadi aku. Gimana rasanya dipermalukan dan di banding-bandingkan seperti ini." imbuh Elia. Suaranya terdengar gemetar. Dev memeluk Elia dengar erat, ia menyesali ucapannya tadi.

"Maafin aku, El! Maafin aku!"

***

   Acara perayaan ulang tahun Mamanya Dev telah selesai. Tamu undangan yang tadi sangat banyak sudah mulai berhamburan untuk pulang. Dev sudah berhasil membujuk Elia untuk kembali bergabung bersama orang tuanya.

"Tante, aku pamit pulang ya!" ucap Syila yang dari tadi terus saja berada di samping Mia.

"Loh, kok buru-buru?"

"Udah malem Tan..."

"Oh ya udah, kamu pulang naik apa?" tanya Mia.

"Aku naik Taksi..." jawabnya.

"Aduh...  Jangan dong, bentar ya Tante panggil Dev dulu... Ini udah malam banget loh, bahaya kalo pake Taksi."

"Gak pa-pa Tante aku udah biasa kok!"

"Pokoknya Tante gak setuju...  Dev sini!" teriak Mia pada Dev yang sedang bersiap-siap hendak mengantar Elia pulang.

"Iya, Mah!" jawabnya sambil mendekati Mamanya dan Syila.

"Kamu anterin Syila dulu ya!" perintahnya.

Dev menolak. "Aku mau nganterin Elia pulang Mah."

"Udah anterin Syila dulu...  Biar Elia suruh nunggu aja di sini."

"Tapi Mah aku-"

"Dev! Ini hari ulang tahun Mama loh. Kamu mau bikin Mama kecewa di hari bahagia Mama?" Mia mengancam Dev.

"Udah Mas, kamu anterin Mbak Syila dulu.  Aku gak pa-pa kok." ujar Elia yang tadi mengikuti Dev menghampiri Mia. Elia tentu tidak mau Dev mengecewakan Mamanya hanya karena dirinya.

"Gak pa-pa Mas...!" tegas Elia. 

"Tuh kan, Elia nya juga ngebolehin kok." sahut Mia.

"Tapi kamu tungguin aku ya. Jangan pulang sendiri!"  ujar Dev. Elia mengangguk sambil tersenyum meski hatinya kini tak karuan.

After The Rain (Sudah Terbit)On viuen les histories. Descobreix ara