Bungkusan Pembuka Kisah

16.2K 158 1
                                    


Aku sampai di bank sekitar pukul 12.30 siang, walau masih jam makan siang, parkiran bank tersebut cukup ramai, yang parkir disana bukan hanya para nasabah Bank saja, kebetulan Bank tersebut berdampingan dengan gedung-gedung kantor lain, seorang petugas parkir bertubuh tinggi dan ramping berlari mendekatiku.

"Biar saya yang rapihkan kak, silahkan kakak langsung masuk aja ke bank." Ujar petugas parkir tersebut, walau petugas parkir, namun saat mendekatiku, tercium aroma tubuhnya yang maskulin, entah kenapa sejak dulu aku menyukai aroma seperti itu, maksudku bukan aroma bau badan yang menyengat, tapi entahlah sulit ku deskripsikan.

Aku diam saja, dan menyerahkan sepeda motor kantorku kepadanya, aku segera bergegas masuk ke dalam Bank, dua orang satpam dengan ramah menyambutku dan menanyakan keperluanku, syukurlah, mungkin karena masih jam makan siang, maka aku tak melihat antrian di bangku ruang tunggu depan kasir.

Aku mengambil nomor antrian di mesin, aku memilih antrian Kasir, nah salah satu yang kusuka di Bank ini, para petugas kasir selalu nonstop melayani nasabahnya, meski jam makan siang, mereka bergantian untuk istirahat makan siang, sehingga loket kasir tidak melompong dan membiarkan para nasabah menunggu, seperti Bank plat merah sebelah.

Sekitar 10 menit menunggu, nomor antrianku muncul di layar, suara mesin antrian terdengar, aku kemudian berjalan mendekati loket, dan segera ku keluarkan 5 lembar cek yang tadi diberikan pak budi.

"Ini mau di pindahbukukan semua ke rekening atau uang kes mbak." Tanya petugas kasir wanita yang ramah.

"Langsung dipindahbukukan saja mbak." Jawabku.

"Baik mbak Maya, jika mbak Maya berkenan bisa kembali duduk sambil saya proses, nanti kalau sudah, saya panggil kembali, terima kasih." Ujarnya dengan nada yang ramah.

Aku tersenyum menggangguk padanya, aku kemudian kembali duduk, menunggu petugas tersebut memproses permintaanku, aku mengambil Hp dari tas, aku kadang membayangkan, jika tidak ada hp tercipta, bagaimana caranya menunggu tanpa mati gaya..Hihihihi.

Sepertinya proses di kasir sedikit memakan waktu, sekitar 20 menit lamanya aku menunggu hingga akhirnya, "mbak maya.." petugas teller memanggil namaku.

"Ini mbak maya receipt tanda terimanya, silahkan ditanda tangani di sini," ujar gadis itu sambil menunjuk dimana aku harus tanda tangan, aku mengikuti arahannya, tak lama proses di bank sudah selesai, saldo rekening kantorku telah bertambah sesuai dengan nominal total lima cek yang aku berikan.

"Terima kasih, ada yang bisa saya bantu lagi mbak Maya," ujar teller itu, aku hanya tersenyum dan menjawab tidak, aku kemudian menuju ATM yang terletak di dekat pintu keluar, aku mengambil sejumlah uang untuk pegangan, gak banyak sih cuma 200 ribu.

Saat aku keluar, petugas parkir yang memarkirkan motorku bergegas menghampiriku, "sudah selesai kak? Sebentar saya ambilkan motornya ya." Petugas parkir tersebut berlari kecil menuju motorku, ternyata motorku agak kedalam, namun dengan cepat dan cekatan petugas tersebut mengeluarkan motorku, dan menuntunnya ke arah jalan.

"Silahkan kak." Ujarnya tersenyum, aku kemudian mencari uang kecil untuk membayar parkir, Ya ampun! rupanya uangku sudah habis, yang ada hanya uang ratusan ribu yang baru aku ambil di ATM tadi.

"Mas ini ada kembaliannya gak ya, maaf bukan sengaja, saya gak tau kalau gak ada uang kecil." Aku merasa gak enak pada tukang parkir ini, nanti disangkanya aku sengaja gak mau bayar parkir, dan menyerahkan uang ratusan ribu untuk bayar parkir dua ribu perak.

"Gak apa kak, kalau gak ada, gak usah." Ujar petugas parkir itu.

"Tapi mas.." aku merasa tambah gak enak.

Diary Seorang IstriTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang