29. Harapan Hidup? 🌷

22.4K 2K 655
                                    

Update lagi 👏

Absen kuyy pakai inisial bias kalian ❤

Spam emot tulip yang banyak
🌷🌷🌷

"Bukan hal yang mudah untuk terima kenyataan, tapi jika sudah terjadi, cobalah berlapang dada - ALVIVA 2021

Oops! Ang larawang ito ay hindi sumusunod sa aming mga alituntunin sa nilalaman. Upang magpatuloy sa pag-publish, subukan itong alisin o mag-upload ng bago.

"Bukan hal yang mudah untuk terima kenyataan, tapi jika sudah terjadi, cobalah berlapang dada - ALVIVA 2021."


🌷🌷🌷

Adiva kembali memanjatkan doa untuk Alvian. Cewek itu berharap Alvian baik-baik saja, walaupun kenyataannya dokter tengah menyelamatkan nyawa Alvian dengan susah-payah.

Hidup atau mati, masih abu-abu.

"Alvian pasti bisa lewatin ini semua. Apa lo gak tau kalau orang jahat itu panjang umur?" tanya Weggyana di sebelah Adiva lalu menampar mulut sendiri. "Maaf, gue gak bisa hibur orang. Maksud gue, Alvian itu panjang umur."

Adiva tidak menjawab. Cewek itu terus berdoa hingga dokter keluar dari ruangan. Adiva dan Weggyana segera menghampiri.

"Gimana, Dok?"

"Kabar baik. Kondisi pasien kembali stabil."

Ucapan dokter mambuat Adiva membekap mulut terharu. Alvian tolong jangan begini lagi, karena jantung Adiva tidak kuat dipermainkan.

🌷🌷🌷

Sudah beberapa hari Leo menghilang. Tepatnya cowok itu bersembunyi di salah satu ruangan band yang ia sewa.

Pikiran cowok itu sangatlah kacau. Ia melihat laporan hasil DNA yang ia tes bersama Lereng beberapa hari lalu. Laporan itu menunjukkan bahwa Leo dan Lereng memiliki hubungan darah.

Leo menghela napas yang berat. Ia segera merobek laporan itu, dan melemparnya ke udara.

"Setan!"

Cowok itu meraih gitar, dan memainkan musik asal-asalan untuk melampiaskan emosinya.

Jujur, ia tidak dapat menerima fakta itu. Kenapa Tuhan begitu kejam? Kenapa Tuhan harus membiarkan Leo jatuh cinta sama adik kandung sendiri?

Cekrek

Suara pintu terbuka.

Leo menoleh sejenak. Tahu siapa yang datang, Leo kembali memainkan gitarnya.

"Galau?" tanya cowok berkemeja biru itu. Sekuntum bunga mawar yang menjadi ciri khasnya, terselip di kantong kemejanyaa.

"Pasti galaulah, Ken. Lo pake nanya segala," balas Ugo yang paham sama ekspresi tersirat di wajah Leo. Ugo yang membawa gitar itupun, ikut duduk di samping Leo, dan mulai memetik gitar.

"Kenapa galau semua termasuk gue?" Kenny menghembuskan napas kasar. Ia duduk di area drum.

"Lo seharusnya gak usah galau, goblok. Kan gue udah bilang dari awal, Misya itu gak cocok sama lo, Bos. Ngapain juga macarin Misya yang notabenenya antagonis di sekolah?" Robert, cowok berwajah ciri khas kebulean meresap batang rokok yang ia nyalakan tadi.

ALVIVA (END)Tahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon