36. Mencari Bukti 🌷

11.8K 926 163
                                    

Hai. Hai. Hai.

Ketemu lagi di bulan Maret!

Apa kabarnya, nih? 🤔

Kalian udah follow IG-ku belum?
Belum?
Yuk, di-follow dulu!

@Kagaminetiv
@Wattpadtiv

Okay, sebelum baca, spam emot bunga tulip yang banyak 🌷

Okay, sebelum baca, spam emot bunga tulip yang banyak 🌷

Hoppla! Dieses Bild entspricht nicht unseren inhaltlichen Richtlinien. Um mit dem Veröffentlichen fortfahren zu können, entferne es bitte oder lade ein anderes Bild hoch.

Sudah waktunya Arabelle bertindak. Ia tidak akan membiarkan Dira melakukan lebih banyak kejahatan lagi.

See?

Sebenarnya Arabelle masih memiliki hati nurani walaupun sempat berbuat jahat juga.

Beda dengan Dira yang berhati dingin, Arabelle masih bisa merasa kasihan jika sosok yang menjadi sumber kebahagiaan Adiva dicebloskan ke dalam penjara.

Ya, demi membuktikan Alvian tidak membunuh Rean, Arabelle memutuskan untuk diam-diam menyelinap ke dalam rumah Dira. Arabelle akan mengumpulkan bukti jika Rean ternyata dibunuh oleh Dira.

Kedua tangan Arabelle kini telah lengkap dengan sarung tangan. Cewek itu menyuri beberapa barang yang kemungkinan baru saja dipegang Dira, seperti sisir dan botol minum.

Benda-benda itu ada sidik jarinya. Nanti akan Arabelle serahkan ke polisi untuk penyesuaian sidik jari dengan yang di botol racun.

Arabelle yakin sidik jarinya pasti sesuai jika benar Dira pembunuhnya Rean.

Setelah menyimpan barang-barang itu ke dalam plastik zipper, Arabelle memasukkan plastik ke dalam tas ranselnya, kemudian meraih ponsel Dira yang terletak di atas meja.

Hanya butuh waktu sedetik, Arabelle sudah bisa membuka layar ponsel Dira yang terkunci karena kata sandinya berupa tanggal ulang tahun Arabelle.

Masih ada waktu.

Mumpung Dira lagi mandi, Arabelle mencari bukti percakapan Dira yang menyuruh orang menukar hasil laporan, begitu juga riwayat chat antara Dira dengan Rean sebelum kejadian.

Bukti ketemu!

Arabelle bersorak dalam hati. Cewek itu segera menyimpan ponsel milik Dira ke dalam tas.

Bersiap untuk meninggalkan lokasi, aksinya kepergok oleh sosok Dira yang baru saja masuk ke dalam kamar.

Dahi Arabelle yang memang sudah berkeringat, semakin berkeringat. Jantungnya berdebar kencang di kala Dira menatapnya sengit. Masa harus pakai acara kepergok Dira, sih?

Aduh, sedikit lagi padahal. Arabelle tinggal menyerahkan bukti ini ke polisi. Semua masalah akan selesai.

"Percuma saya punya anak kalo kerjaannya bantuin orang luar," sarkas Dira, lalu mengulurkan tangan. "Sini hape Mama!"

ALVIVA (END)Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt