25 - Believe

Mulai dari awal
                                    

Harsa terus menatap Jevano lekat. "Lee Hana mana?" tanyanya sambil menengok ke arah dalam.

"Lagi mandi, kenapa?"

"Gue mau berangkat sekarang," balas Harsa.

"Duluan aja, Lee Hana biar gue yang anter," timpal Jevano santai.

Harsa semakin mengernyitkan dahinya heran, tatapan pria itu terlihat bingung karena sikap Jevano dan Hana akhir-akhir ini terlihat tidak normal. Sadar dengan tatapan Harsa yang terlihat aneh, Jevano langsung bertanya. "Kenapa lo natap gue segitunya?"

Harsa menggeleng setelah beberapa detik terdiam. "Jangan sampe Lee Hana telat," pungkasnya lalu pergi dari sana.

Dengan cepat Jevano menutup pintunya kembali, lalu berjalan ke arah walk closet. "Aku nggak suka ya kamu kaya gitu tadi," omelnya lalu berjalan ke arah Hana yang sedang sibuk merapikan bajunya.

"Gitu kaya gimana?" sahut Hana santai.

Jevano menyender di tembok dengan kedua lengan terlipat di dada. Tatapannya terlihat tajam menatap ke arah Hana. "Babe, tadi kamu cuman pakai handuk aja. Terus kalau aku nggak ada, kamu mau buka pintu itu gitu? Memperlihatkan tubuh kamu ke si Harsa!" cercanya panjang lebar.

"Emang kenapa sih, Kak? Aku kan nggak telanjang," jawab Hana masih santai, walau kini Jevano terlihat marah.

"Masih nanya? Masih belum paham? Lee Harsa itu cowok. Semua orang di rumah ini cowok, dan aku nggak suka kalau kamu berkeliaran pamerin tubuh kamu kaya gitu!" sungut Jevano kesal.

"Tapi aku nggak pernah anggap mereka cowok, Kak," balas Hana kelewat santai.

Ayolah, lagian jika ia memakai bathrobe, bagian tubuh yang terlihat hanya sebatas paha hingga bawah. Bukankah Jevano terlalu berlebihan? Dasar Mr. Posesif!

Jevano menggeram marah, lalu menarik lengan Hana dengan sekali hentakan. "Kamu milik aku, dan aku nggak rela berbagi dengan siapa pun," ucapnya penuh penekanan. Matanya terus menatap Hana tajam, tapi gadis itu malah tersenyum lebar lalu mengalungkan lengannya di leher Jevano.

"Emm, aku milik kamu. Maaf, aku nggak akan mengulanginya," tutur Hana lalu mengecup bibir Jevano agar emosinya reda. Dan benar saja, Jevano langsung tersenyum senang. Begitu mudah meluluhkan pria galak itu, cukup dengan satu ciuman, semua amarahnya akan hilang. 

*****

Tok tok tok

"Halo pak dokter?" sapa Hana sambil mengintip Revan dari balik pintu.

Revan yang sedang mengobrol dengan teman-temannya langsung tersenyum lebar saat melihat kedatangan Hana

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Revan yang sedang mengobrol dengan teman-temannya langsung tersenyum lebar saat melihat kedatangan Hana. Dengan cepat pria itu berdiri lalu memeluknya. "Tumben ke sini? Ada apa?"

Hana hanya cengengesan seperti anak kecil. "Tadi nganter temen aku kontrol."

"Teman siapa? Cewek atau cowok?" tanya Revan penasaran.

CHEATING [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang