CHAPTER27(A)||ALEANDRA

5.3K 403 18
                                    

Thank you for visiting my story
Semua adegan di dalam cerita ini bersumber dari halu
HAPPY READING AND ENJOY

Sebelum lanjut aku cuma mau ingetin kalian untuk tekan gambar bintang di pojok kiri✨

⚠️PART DI BAWAH LUMAYAN PANJANG MOHON JANGAN DI SKIP SAAT MEMBACA TERIMA KASIH.

⚠️PART DI BAWAH LUMAYAN PANJANG MOHON JANGAN DI SKIP SAAT MEMBACA TERIMA KASIH

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dapat salam dari Karel

.............

“Keluarga gue hancur,” lirih Andra, ia menarik tangan Aleya lagi supaya duduk di samping nya.

“Maksud kakak?” tanya Aleya.

Andra menatap manik mata Aleya begitu dalam rasanya sekarang ia ingin memeluk Aleya dan menumpahkan segala perasaan nya, menceritakan bagaimana hancurnya dia begitu mendengar kata cerai keluar dari mulut papanya dan bagaimana mereka saling melempar hak asuh Andra.

“Mama papa cerai,” ujar Andra membuat Aleya terkejut.

Begitu mendengar penuturan Andra dengan spontan Aleya langsung memeluk Andra. “Kalau mau nangis nangis aja kak.”

“Gila lo image gue sebagai ketua geng entar ilang, gue hanya ngomong doang kalau orang tua gue cerai bukan berarti gue sedih,” kata Andra kesal harga dirinya seperti di sentil.

“Waktu di apartemen kakak nangis, kenapa sekarang nggak nangis?”

Perasaan sedih Andra langsung lenyap begitu saja saat gadis yang berada di pelukan nya ini mengeluarkan kata kata yang membuat Andra ingin membunuhnya sekarang.

“Bisa nggak, untuk nggak bahas itu lagipula gue udah tau kan keluarga gue bakal kayak gini.”

“Tapi kalau kak emang lagi butuh teman cerita aku siap kok selalu siap kan aku pernah janji ke kakak,” ujar Aleya seraya melepas pelukannya.

“Nggak usah sok peduli kalau lo aja masih ingkar janji,” ketus Andra.

‘”Serah kakak deh, padahal aku nggak pernah ingkar janji.” Aleya pura pura kesal dan memalingkan mukanya dari hadapan Andra. Sengaja ia melakukan ini supaya Andra tidak terus berlarut dalam kesedihan nya.

“Udah mulai berani ya sama gue, tunggu pembalasan gue,” ancam Andra dan pada saat ia ingin memeluk tubuh Aleya dari belakang tiba tiba Karel menghampiri mereka berdua.

“Ngapain lo berdua,” ujar Karel mengagetkan Aleya. Tubuh aleya langsung kaku begitu suara Karel terdengar. Ia takut Karel berpikir macam macam.

“Leya ke kamar gue mau ngomong sama Andra,” perintah Karel dengan cepat Aleya langsung lari menuju ke kamar nya. Andra ingin mencegahnya namun melihat raut wajah Karel sepertinya akan ada obrolan serius.

“Kenapa?” tanya Andra membuka topik.

“Gue tau lo sahabat gue, lo ketua gue bahkan lo udah gue anggap kayak saudara gue tapi bisa kan lo nggak mempermainkan perasaan adek adek gue.” Karel langsung mengatakan intinya. Niat awalnya yang ingin ke dapur harus terhenti begitu melihat Aleya dan Andra.

ALEANDRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang