Part 46

9 10 2
                                    


Tak perlu terlalu keras berusaha jadi berbeda. jadilah dirimu, yang paling jarang di miliki orang lain.
~Inaya Araby Elara

Aku turun dari mobil bersamaan dengan Diwa, dan dengan bersebelahan Diwa menuntun ku memasuki rumah mewah yang bisa ku tebak adalah rumah Diwa.

Rumah megah yang di lapisi cat putih ini terlihat sangat mewah, namun sayang suasana sekitarnya amat sepi bahkan rumah di hadapan ku ini bagai tak berpenghuni.

"Ayo masuk. " Ajak Diwa yang ku angguki dengan segera.

Pintu utama di buka oleh Diwa, dan terlihat lah ruang tamu dari rumah ini, Diwa terus berjalan dan aku masih setia membuntuti Diwa dari belakang.

Diwa membawa ku ke ruang tengahnya, terdapat televisi, sofa, meja dan barang-barang unik lain yang sengaja di letakkan di ruangan ini untuk menambah keindahannya.

Di atas meja sudah terdapat banyak buku, sepertinya sudah sedari tadi Diwa belajar.

Diwa mempersilahkan ku untuk duduk, dan sebelum menuruti ucapannya aku ingin bertanya tentang sesuatu yang sedari tadi ingin aku pertanyakan.

"Di rumah ini cuma ada kamu doang apa gimana? " Tanya ku memberanikan diri setelah sekian lama bungkam.

"Tadinya sih iya, sekarang udah enggak, kan ada kamu jadi berdua deh. " Jawab Diwa dengan smrik di bibirnya.

Aku meneguk salvia dengan susah payah atas respon yang Diwa beri, padahal dari penampilannya Diwa seperti cowok baik-baik ternyata sama saja seperti yang lain.

"Haha muka kamu lucu banget sih Ra, aku cuma becanda kali, di rumah ini ada dua orang pekerja yang di mana satunya adalah pembantu dan yang satunya lagi tukang kebun. " Jelas Diwa sembari menertawai ku.

Aku menghela nafas lega, setidaknya masih ada orang lain di rumah ini, aku jadi merasa sedikit aman, ingat hanya sedikit.

"Tapi paling bentar lagi pulang, jadi kita tinggal berdua deh di rumah. Lagian aku juga gak bakal ngapa-ngapain kamu kok. " Sambung  Diwa membuat ku mendengus dalam hati.

"Kamu masih mau nanya-nanya aku atau mau langsung belajar nih Ra? " Tanya Diwa sembari menduduki sofa.

"Mulai sekarang aja deh. " Balas ku ikut duduk di sebelah Diwa.

Aku membaca ulang seluruh pelajaran yang telah ku pelajari sebelumnya, karna guru mapel Bahasa Inggris ku berkata bahwa soal yang keluar nanti akan sama seperti yang telah kami pelajari sebelumnya.

Fokus ku teralihkan kepada Diwa yang terlihat amat tampan saat sedang fokus pada pelajarannya.

Sulit di percaya bahwa lelaki setampan Diwa masih memegan status jomblo, atau jangan-jangan sebenarnya Diwa sudah mempunyai pacar dan lebih dari satu?

Ah yang benar saja, kenapa hari ini aku jadi berpikiran buruk terus pada Diwa, dasar aku.

Beberapa menit berlalu, ku sudahi acara belajar bersama ini dengan memasukkan kembali buku-buku ku kedalam tas ransel.

"Mau langsung pulang Ra? " Tanya Diwa yang tengah memperhatikan gerak-gerik ku.

"Iya nih. " Jawab ku.

Kontra Kita || ENDWo Geschichten leben. Entdecke jetzt