Part 30

9 9 0
                                    


Gausah mikirin masa lalu, jalan maju kedepan bukan mundur ke belakang
~Inaya Araby Elara


Sesampainya di rumah, aku bergegas menuju dapur untuk mengisi perut dan setelahnya kukemasi barang-barang untuk les dan setelah semuanya selesai barulah aku mandi kemudian berpakaian.

Kutempati kursi di teras rumah, sembari menunggu Ayah bersiap tak henti-henti aku memikirkan bagaimana tempat lesku nanti dan bagimana teman-teman sekelasku.

Bukanya apa, hanya saja aku tak mau bertemu dengan orang seperti Nadira yang ternyata memiliki dua muka.

Dan lagi, aku harus lebih bijak dan berhati-hati menaruh rasa, kali ini aku tak boleh langsung suka begitu saja.

"Ayo!" ujar Ayah membuat lamunanku buyar dan segera menaiki tempat yang kosong.

Motor Ayah melaju dengan kecepatan rata-rata, menerpa sinaran matahari yang terkadang terasa silau.

Butuh waktu kurang lebih setengah jam untuk sampai di tempat lesku yang baru. Gedungnya tinggi, namun tak setinggi tempat lesku yang lama.

Di sini sisi kanan dan kirinya di penuhi oleh pepohonan rindang, dan terdapat lumayan banyak tanaman hias yang beraneka warna juga ragamnya.

"Ara masuk sendiri ya, Ayah buru-buru ada teman yang mau datang kerumah," ucap Ayah meberitau.

"Iya Yah, hati-hati," balasku kembali menyalim punggung tangan Ayah.

Aku menghela nafas mempersiapkan diri, setelah yakin barulah kulangkah kan kakiku memasuki bangunan tinggi tersebut.

Aku mencoba bertanya pada seorang wanita remaja yang sepertinya bertugas mengurus sebuah data-data melalui komputernya.

Kutanyakan padanya di mana letak kelasku, ia tau di mana kelasku, namun ia tak bisa mengantarkanku karna ada beberapa kerjaan yang tak bisa di tinggal.

"Haris!" pekik wanita yangku tanyai ini memanggil seorang lelaki yang sedang berlalu di dekat kami.

Cowok yang kuketahui bernama Haris itu lantas melemparkan pandangannya ke arahku dan Kakak di sebelahku.

Ia berjalan mendekati kami, dan melemparkan senyuman simpul kepadaku, huhhft padahal tak perlu begitu aku juga sudah deg-degan di buatnya.

"Ya kenapa Kak Dwi?" tanya-nya kepada Kakak yang ternyata bernama Dwi.

"Ini loh Adek ini tuh sekelas sama kamu, anterin dia ke kelas ya. Sekalian jugakan kamu mau ke kelas?" tanya Kak Dwi.

"Oke deh kak," jawab Haris sopan.

"Ikutin Haris aja, kamu sekelas sama dia," tutur Kak Dwi menunjuk Haris dengan dagu.

"Baik Kak Dwi, terimakasih." jawabku kemudian berjalan bersampingan dengan Haris.

"Nama gue Haris Clark Laurence, Terserah mau manggil apa gimana enaknya lo aja," ucap Haris memperkenalkan dirinya.

"Gue Inaya Araby Elara, panggil Ara aja," balasku balik memperkenalkan diri.

"Ini kelasnya," timpal Haris sembari memasuki sebuah ruangan yang telah terisi sebahagiannya.

Kontra Kita || ENDWhere stories live. Discover now