Part 37

10 8 2
                                    


Jangan pernah takut kehilangan pasangan anda, selagi anda belum memilikinya.
~Inaya Araby Elara

Baru saja kemarin malam aku mengatakan pada Byla jika ingin beradu argumen dengan Bagas jangan di dekat ku, dan lihat lah sekarang Bagas dan Byla sedang adu bacot di hadapan ku.

Byla yang tak pernah mau mengalah di pertemukan dengan Bagas yang tak pernah mau di salahkan, begini lah jadinya tiada hari tanpa berdebat.

Sudah lebih dari sath jam aku duduk di sini, berdiam diri dan menjadi dinding untuk kedua pasangan aneh ini.

Dan salah satu dari mereka tak ada yang mau menyudahi, ke duanya sibuk mempertahankan ego masing-masing, tapi aku bisa menebak akhir dari perdebatan ini.

Yah itu mudah, karna sering kali terjadi di hadapan ku dan aku jadi tau, tentu saja pada akhirnya Bagas lah yang harus mengalah dan meminta maaf pada Byla, dan adegan selanjutnya pasti sudah kalian ketahui, apa lagi kalau tidak berpelukan seperti Teletubbies.

"Kalian berdua masih lama debatnya? gue mau balik aja deh. " Ucap ku mulai bosan dengan perdebatan kedua pasangan yang hampir terjadi setiap hari.

"Lah kok balik sih? bukannya lo hari ini gak masuk les ya? " Tanya Byla.

"Emang enggak les, cuma gue mau nyelesain pembayaran dulu jadi ya harus pergi deh. " Jelas ku sembari memakai tas ransel ku di punggung.

"Baik-baik kalian berdua. " Ujar ku lalu berjalan menjauh dari Byla dan Bagas yang melanjutkan adu argumen itu.

~~

"Oke sudah selesai pembayarannya, kamu boleh keluar. "

Aku menanggukan kepala, dan setelah mengucapkan terimakasih aku langsung keluar dari ruangan yang terasa sunyi itu.

Aku berjalan santai menuju gerbang keluar, mata ku fokus pada layar handpone ya aku sedang mengirimkan pesan kepada Rangga untuk menjemput ku sekarang juga.

Sebuah tangan yang sangat tak sopan melingkar di pinggang ku, apa-apaan?! pikir ku emosi.

Aku melihat ke belakang terdapat Atala yang sedang melilitkan jaket jensnya di pingangg ku.

"Merah, " Lirih Atala membuat kedua alis ku bertaut, bingung.

"Nama gue Ara bukan Merah. " Ulang ku yang mengira Atala salah menyebut nama ku lagi.

Aku mencoba membuka jaket Atala yang ia lilitkan di pinggang ku, aneh kenapa hari ini Atala bertingkah sangat aneh.

Namun dengan cepat Atala menahan pergerakan ku, dan melanjutkan ucapannya yang mengantung tadi.

"Rok lo ada noda merahnya Ara. " Sambung Atala membuat ku refleks membelalakkan mata kaget.

Aku mengalihkan pandang dari Atala, aku berdecak kesal dan merutuki diri ku sendiri dalam hati.

Bisa-bisanya hal seperti ini terlihat oleh Atala, aku harus bagaimana sekarang?!

"Ra? lo gak papa kan? " Tanya Atala saat tak mendapati jawaban apapun dari ku.

Kontra Kita || ENDOù les histoires vivent. Découvrez maintenant