Part 11

71 37 35
                                    


Selamat hari sabtu untuk kamu yang mencintai dalam bisu.
~Author KK


Dalam perjalanan aku maupun Dylan tak ada yang membuka suara, Dylan hanya akan bersuara saat menainyai  soal jalan menuju rumah ku.

Aku tak pernah merasa segugup ini saat bersama cowok, mungkin karna Dylan adalah orang yang baru ku kenal dan menyebalkan membuat ku merasa tak nyaman berada di posisi ku saat ini.

Belum lagi masalah surat yang Dylan tulis untuk ku, aku merasa malu atas hal itu sedangkan Dylan sang penciptanya malah tampak biasa-biasa saja.

Karna tak mau hal yang tak di inginkan terjadi, tadi aku sengaja meletakan tas ransel ku di tengah-tengah kami.

Berhubung jarak dari rumah Byla ke rumah ku lumayan jauh, jadila separuh malam mingguku ku habiskan bersama Dylan.

Aku merasa bersalah karna sempat menerka bahwa Dylan bukan lah cowok yang baik dan tak perduli dengan sekitarnya, namun lihat lah sekarang ia malah menawarkan tumpangan tuk mengantar ku pulang.

Walau aku tak bisa memastikan dengan jelas apa yang Dylan lakukan sekarang ini atas dasar perduli atau hanya karna ia merasa bersalah kepada ku.

Tak berselang lama motor milik Dylan berhenti di teras rumah ku. Aku mulai turun dari atas motor Dylan dengan sedikit bantuan darinya karna memang terasa sedikit sulit bagi ku untuk naik dan turun dari motor tinggi tersebut.

"Makasih, maaf kalau gue ngerepotin. " Ucap ku sembari memperhatikan jalanan.

"Sama-sama, gak ngerepotin kok. Gue malah seneng karna bisa nolongin lo. " Jawab Dylan menatap ku dengan senyum simpul.

"Yaudah gue masuk dul-- "

Dylan turun dari motornya lalu menarik lengan ku dan menuntun langkah ku memasuki rumah.

Entah dari kapan Ibu berada di ambang pintu utama rumah ku sembari memperhatikan aku dan Dylan yang berjalan kian mendekat ke tempat ia berada.

Setelah berdiri tepat di hadapan Ibu, Dylan tanpa sungkan menyalam tangan Ibuku sopan dan dengan senyuman manisnya ia mengudarakan salam.

"Assalammualaikum Tante, saya Dylan teman les Ara. Maaf ya Tante Ara telat balik kerumah, soalnya tadi ada kendala di jalan. " Jelas Dylan memperkenalkan diri plus menjelaskan sebab keterlambatan ku balik ke rumah.

"Waalaikumsalam Dylan, ooh jadi Ara jalan sama kamu temen lesnya toh, lain kali kalau mau main langsung jemput kerumah aja Aranya. " Balas Ibu sembari tersenyum malu-malu.

Dari senyuman Ibu dapat ku ketahui bahwa ia terperenjat dalam senyuman Dylan, lihat aja nanti bakal ku adui ke Ayah!

"Iya Tante, kalau begitu Dylan pamit pulang ya Tant. " Ujar Dylan.

"Kok cepet banget pulangnya, singah sebentar dong. " Tawar Ibu menyayangkan kepergian Dylan yang terasa begitu cepat.

"Mungkin lain kali Tant, soalnya Mama bakalan ngamuk kalau Dylan pulang larut. " Terang Dylan terlampau lugu.

"Haha yasudah, kamu hati-hati di jalan ya Dylan. Tante titip salam juga buat Mama kamu, " Jawab Ibu tersenyum hangat.

"Iya Tant, Dylan permisi assalammualaikum. "

"Waalaikumsalam. " Sahut Ibu memperhatikan Dylan yang mulai menaki motornya lalu pergi dari teras rumah.

"Dylan ganteng banget ya Ra. " Monolog Ibu tersipu.

"Apaan sih Ma, jangan nakal deh ntar Ara bilangin sama Ayah baru tau rasa! " Seru ku lalu berjalan memasuki kamar.

Untung saja malam ini Rangga tak ada di rumah. Kalau saja ada Rangga di rumah pasti Dylan takkan bisa pulang, begitu juga dengan aku yang akan di introgasi selama dua hari dua malam olehnya.

Kontra Kita || ENDWhere stories live. Discover now