"Gue mau nyerah aja deh kayaknya buat ngejar Resha" ucap Dero dengan suara sedikit pelan.

"Kenapa?" tanya Orlan tanpa menatap Dero.

"Lo tau Ka? Gue itu cinta sama dia, sayang sama dia. Tapi, dalam pandangannya aja gak pernah ada gue apalagi hatinya" jawab Dero yang kini tersenyum tipis. Senyum yang berbeda, bukan senyum kebahagiaan namun senyum yang menyakitkan.

"Gue sadar Ka, dia orang kaya. Lah gue? Cuma anak pembantu di rumah lo kan?. Dia cantik udah kayak bidadari, gue? Ganteng sih ya kali gak ganteng. Tapi, tetep aja gue insecure deket dia. Gue ngerasa gak pantes Ka sama dia" jujur Dero.

"Lo belum nyoba" jawab Orlan/Aska.

"Nyoba apaan? Jangan ambigu deh Ka, otak gue masih suci nih" sahut Dero.

Bugh!

Orlan melemparkan tasnya tepat diwajah Dero. Berharap otak Dero menjadi waras setelah terkena tas itu.

"Sakit njir! Muka gue penyok nanti gak simetris lagi. Huh!" dengus Dero.

Orlan hanya mengabaikannya, berpura-pura tidak melihat dan mendengarkan ocehan tidak penting dari Dero.

"Gue galau njir! ARGH!" Dero memukul pohon didekatnya hingga membuat tangan mulusnya sedikit memerah.

"Lo gila? Kalau mau patahin tangan pakai nih jasa gue, gue jago" sindir Orlan.

"Duh Aska! Coba nih ya lo pikir gu-" belum selesai Dero mengeluarkan semua isi hatinya, Orlan sudah menyela dengan rasa tidak bersalah.

"Gue punya otak, gak kayak lo" cibir Orlan.

"Lo pengen gue cekek gak?" tanya Dero yang gemas sedari tadi.

"Gak butuh!" jawab Orlan.

"Argh! Dengerin gue curhat dulu elah Alaska" geram Dero.

"Ya" jawab Orlan dengan singkat.

Walau merasa malas, Orlan tetap mendengarkan curhatan Dero. Bagaimana pun juga, Dero adalah sahabat yang paling ia percaya.

"Gue nyerah beneran buat perjuangin Echa" ucap Dero memulai acara curhatnya, lalu ia melirik jam tangannya "yahh, 5 menit lagi masuk. Bolos yukk Lan kali ini aja" lanjutnya membujuk Orlan.

"Hmm" Orlan menyetujuinya.

Orlan pikir, suasana hatinya juga sedang tidak baik karena masalah yang terus berdatangan. Ia tidak akan bisa belajar dengan keadaan seperti ini. Walau ini sesat, tapi untuk sesaat ia benarkan saja acara bolos kali ini.

"Lanjut!" perintah Orlan kepada Dero.

Dero dan Orlan menyandarkan tubuhnya di pohon yang Dero pukul tadi. Menikmati udara pagi yang sedikit menenangkan. Sejenak melupakan beban yang ada dalam pikiran Orlan.

"2 tahun gue deketin Echa, setiap hari gue nyapa dia dengan senyuman gue yang manis ini. Setiap ketemu, gue selalu memulai pembicaraan. Tapi, dia seakan gak nganggap gue Lan. Oke biarin gue manggil lo Orlan ya, karena disini juga gak ada orang lain kan?" izin Dero.

Orlan mengangguk membenarkan ucapan Dero. Taman ini sangat sepi, dan mungkin berpenghuni. Semut, kupu-kupu bahkan mungkin ulat bulu menghuni tempat ini.

"Menurut lo apa yang harus gue lakuin Lan?" tanya Dero meminta pendapat.

"Lo mau mundur?" tanya Orlan.

"Gue gak yakin dengan keputusan gue Lan"  gumam Dero.

"Lo cowok, lo harus punya pendirian" ucap Orlan dengan tegas.

Dero sedikit merenungkan kata-kata Orlan. Semua yang Orlan katakan itu benar, tidak ada yang salah dengan ucapan Orlan. Yang salah hanya Dero yang terlalu mengharapkan langit tanpa sadar bahwa ia adalah bumi. Dero sadar tidak akan pernah bisa menggapai seorang Reshava, gadis pujaannya yang ia kejar selama 2 tahun lebih. Gadis yang berparas cantik namun berekspresi datar. Namun, itulah yang menarik perhatian Dero kepada seorang Reshava.

"Gue tau lo sayang sama dia Der, perjuangin kalau lo mau" ucap Orlan menepuk bahu Dero untuk memberi keyakinan untuk Dero.

Sejenak, Dero kembali terdiam. Memikirkan semua yang akan terjadi nanti. Memikirkan langkah yang harus ia ambil.

"Gue udah ngambil keputusan" ucap Dero dengan yakin.





🦉🦉🦉

Selamat malam Jumat, semoga selalu sehat dan selamat dimanapun kamu bertempat. Eh kok bertempat😭 pokoknya buat readers Owl Man sehat selalu ya😙

Salam manis dari Author❤

TBC

OWL MANΌπου ζουν οι ιστορίες. Ανακάλυψε τώρα