34. TO PANDU : Without You

25 2 0
                                    

Happy reading


Pagi ini Nesya terbangun lebih awal. Seperti ada sebuah alarm di hatinya, sehingga membuat perasaan perempuan itu tidak baik baik saja.

Masih pukul 03.00 dini hari, namun Mata Nesya seaakan menyuruhnya untuk terbuka.  Perempuan itu berjalan keluar kamarnya, Menghirup udara malam yang memang menjadi udara favoritenya.

Sudah seminggu, namun Pandu sama sekali tidak membiarkan Nesya masuk dalam hidupnya. Bukan hanya Nesya yang keanehan, bahkan orang orang di sekitar mereka pun sama anehnya. Pandu dan Nesya itu seperti sepasa sepatu, seperti ada lem yang membuat mereka terlihat bersamaan.

Perempuan itu memilih duduk di ambang jendela yang dibiarkan terbuka. Air matanya seketika turun saat ia sudah tak tahan menahan rindu pada Pandu yang tiba tiba menjauh darinya.

Satu hal yang Nesya kuatkan pada hatinya yaitu ketika menjaga kepercayaan Pandu yang percaya padanya. Langit malam ini benar benar muram, lusuh, dan sama sekali tidak bergairah.

"Pada akhirnya kamu juga pergi, Pandu." Perempuan itu tersenyum gintir dibawah kukungan awan hitam yang mengurungnya.

Hati Nesya sangat acak acakan, perempuan itu bahkan tak bisa menahan air mata yang terus mengalir menyuntuh pipi merah gadis itu.

"T-tolong sehat yaa, Pandu. Tolong sembuh. Tolong balik lagi, di sini, bareng aku."

Perempuan itu sungguh tak bisa mengontrol perasaannya. Ia mencengkram jendela kuat kuat, mengingat kenangan Pandu yang benar benar menguasai seluruh pikirannya.

"Aku gak tau kamu lagi ngapain, aku percaya sama kamu kalau kamu pasti lagi nungguin aku juga."

Perempuan itu terlalu larut pada malam. Sampai lupa bahwa sudah 2 jam lebih Nesya menatap langit yang sepi. Bayangan Pandu yang menggenggam tangannya, mencium keningnya, kemudian merangkulnya membuat Nesya terlalu asik dalam lamunannya.

Ting

Nesya segera melirik ponsel yang ada di simpan di sebelah. Hatinya benar benar berharap bahwa Pandu lah yang akan mengirimnya pesan.  Nesya membawa ponsel itu di dadanya. Ia menggenggam ponselnya, menutup matanya, tanpa melihat siapa yang memberinya pesan.

Harapannya seketika sirna kerena nama 'Zian' lah yang terpampang di layar ponselnya. Nesya menghembuskan nafasnya panjang, kemudian melihat pesan yang di kirim oleh Zian.

Zian
|| Sekarang free kan, Nes?
|| Gue jemput, yaa?

Nesya memejamkan matanya dalam dalam. Ia menyusut airmatanya, kemudian membalas pesan yang dikirim oleh Zian.

Nesya Prianka
Aku free, Zian ||
Tapi aku gak bisa ||

Zian
|| Sekalii ajaa
|| Gue janji gak akan ganggu hidup lo lagi
|| Cuman kali ini
|| Seharian jadi pacar gue
|| Bisa?

Nesya menarik nafasnya. Sekali saja. Nesya harus menyutujui permintaan Zian kali ini saja. Kali ini saja dan Zian akan benar benar jauh dari Nesya.

Nesya
Jam 9 ||

Zian
|| Siap tuan putri
|| Gue jemput ke rumah lo yaa

Nesya kembali menatap langit. Bukan Nesya tak ingin menghargai Pandu. Namun, inilah salah satu cara agar Zian tidak masuk lagi ke kehidupannya.

Gadis itu memilih beranjak dari tempat duduknya. Ia berjalan ke kamar mandi, memilih bersiap siap.

❀❀❀❀

Tin

Suara nyaring itu membuat Nesya beranjak dan segera menghampiri Zian. Laki laki dengan jaket denim hitam dan helm full face itu sungguh mirip seperti Pandu. Nesya dapat simpulkan bahwa laki laki itu kini meniru gaya yang biasa di gunakan Pandu.

TO : PANDU Where stories live. Discover now