24. TO PANDU : Night Admirer

42 4 8
                                    

--Happy reading





Sedari tadi Ellzya membisu. Perempuan itu, hanya mengikuti langkah kaki Rezza yang berada di depannya.

"Mau nyari kemana, Zaa?" Tanya Ellzya ketika melihat Rezza yang tiba tiba diam. Bingung memilih arah.

"Kemana aja, asal jangan lewatin batas," Seru laki laki itu menepis kasar dedaunan yang menghalangi jalan mereka. Rezza membiarkan Ellzya jalan terlebih dahulu agar ia bisa memegangi dedaunan tadi untuk Ellzya.

"Makasi," Jelas perempuan itu.

"Hm."

Ellzya dan Rezza sedari tadi sama sama membisu. Tak ada percakapan di antara mereka. Ellzya yang bingung mau memulai percakapan semakin bingung karena Rezza yang datar. Laki laki itu sama sekali tak membuka mulutnya kala Ellzya berbicara tipis tipis.

"Benderanya ukurannya kecil banget yaa? Kok gak keliatan?"

"Gue juga gak tau."

"Coba kita carinya disemak semak.

Wanita itu maju, menghalau beberapa ranting yang menghalangi mereka. Belum, sempat Ellzya mengorek semak-semak itu, Rezza menahan lengannya. Laki laki itu menggeleng, memberi tahu agar Ellzya tidak bergerak lebih jauh.

"Gak usah, bahaya," Sahut laki laki itu menarik pergelangan Ellzya ke pinggirnya.

"Tapi kalau benderanya ada di sana gimana?" Rezza menelisik wajah Ellzya dengan tatapan lembut. Ellzya yang ditatap Rezza menjadi bingung sendiri. Perempuan itu merasa canggung ketika Rezza menatapnya begitu dalam.

"Lo diem aja," Ujarnya kemudian berjalan mencari bendera tersebut. Sedikit hati Ellzya merasa hangat karena sifat Rezza yang gentle menurutnya. Ellzya tersenyum. Ia kemudian menyusul Rezza yang sedang mencari bendera tadi.

"Kalau gue gak bantu bukan gue namanya," Seru perempuan itu kemudian ikut mencari bendera itu disana.

"Lo gak usah maju, cari aja di tempat lain."

"Kalau mencar nanti susah nyatu lagi, santai. Gue udah kebal," Sahut perempuan itu tetap melakukan aktivitasya.

Rezza hanya tersenyum. Perempuan itu makhluk paling keras kepala. Sebesar apapun Rezza menghalau Ellzya, perempuan itu pasti akan tetap teguh pada pendiriannya.

Ellzya sekarang merasa kesal sendiri. Sudah lama ia mencari, namun bendera itu tak muncul juga di hadapannya. Ellzya kesal. Ia menghentakan kakinya kasar, sampai ada paku yang menghunus pada tepak kakinya.

"Awhh," Rintih perempuan itu.

Rezza lantas terkejut. Laki laki itu kemudian berlari menghampiri Ellzya yang tengah mengangkat sebelah kakiknya kesakitan.

"Gue bilang gak usah ikut nyari ke sana, Ellzya," Ujar laki laki itu membopong jalan Ellzya yang tengah kesakitan.

Laki laki itu menyenderkan Ellzya pada pepohonan yang menjulang tinggi. Ia membantu Ellzya membuka sepatunya, lalu menarik paku yang masih tertancap di kakinya.

"SAKITT ANJIR!" Teriak perempuan itu menepuk kasar bahu Rezza.

Rezza hanya diam. Ia tak menggubris teriakan Ellzya dan masih tetap membantunya melepas paku yang tertanam tajam pada kakinya itu.

"Lo gak sekebal kucing gue, jangan so jago makannya."

Ellzya menghembuskan nafasnya lega. Walaupun sakit, namun paku itu bisa dicabut sempurna oleh Rezza. Perempuan itu, segera menepis tangan Rezza yang mencoba membersihkan darah di kakinya.

TO : PANDU Donde viven las historias. Descúbrelo ahora