28. TO PANDU : Our Story

47 3 22
                                    

--Happy reading




Laki laki itu bersiap mengerungkan motornya, sebelum mereka melesat ke jalanan. Pandu sedikit melirik ke arah Arkhan. Ia kemudian menutup kaca helmnya dan melihat jalanan yang menjadi sepi karena telah malam.

"1."

"2."

"3."

Mereka berdua sama sama melesatkan motornya. Kali ini mereka tengah mengebut di jalan raya. Arkhan dan teman temannya, memblokir jalan untuk mereka pakai balapan liar.

Sedari tadi Pandu hanya berfokus pada masalahnya. Pada Nesya dan Papanya yang membuat Pandu stress seketika. Emosinya ia keluarkan bersamaan dengan Motornya yang melesat jauh kedepan.

Arkhan tersenyum. Laki laki itu tahu kalau temannya sedang mendapatkan banyak masalah. Laki laki laki itu sengaja memelankan motornya, agar Pandu bisa melesat jauh, memenangkan pertandingan ini.

"ANJING!!!" Teriak Pandu di sela sela derumannya.

Namun tiba tiba atensinya beralih pada seseorang yang akan menyebrangi jalan raya tersebut. Pandu benar benar kaget. Laki laki itu langsung mengerem motornya, saat melihat perempuan berdiri di hadapannya.

"Lo punya mata gak anjing?!" Bentak Pandu kesal.

Orang itu kemudian menelisik laki laki dibalik helm itu. Betapa terkejutnya Nesya, ketika melihat Pandu yang berada di balik helm full face itu.

"Pandu?" Tanya Nesya terkejut. Pandu kemudian membuka helmnya. Laki laki itu sama terkejutnya ketika melihat Nesya yang tengah malam berada di luar.

"Ngapain lo keluar malem malam?" Ujar Pandu dingin kemudian turun dari motornya.

Laki laki itu kemudian menarik Nesya ke pinggir, menjaga perempuan itu agar ia tak tertabrak oleh kendaraan yang melaju. Arkhan kemudian melintas. Memberi sebuah ledekan dengan jari jempol yang di arahkan kebawah.

"Dasar pengecut!!" Teriaknya melewati Pandu.

Pandu menghembuskan nafasnya kasar. Ia kemudian menatap tajam Nesya yang keluar pada malam hari. Ia tak mau gadisnya ini terkena macam macam di luar sana.

"Lo kenapa keluar malem malem Nesya?!" Sentak laki laki itu.

Nesya mengerjapkan matanya. Pandu kembali membentak Nesya. Perempuan itu menghembuskan nafasnya, kemudian melirik ke arah Pandu yang menatapnya.

"Aku mau beli makan, Pandu. Laper."

"LO PUNYA HP GAK GUE TANYA?! Mesen makan bisa pake ojek online! Gak usah keluar malem malem!"

"Pandu ini deket kok, kamu tau kan rumah aku di sekitaran sini."

"Lo itu cewek Nesya! Kalau ada apa apa sama diri lo gimana!"

"Pandu kamu kenapa? Sejak tadi pagi kamu beda, Pandu. Kamu bahkan balapan liar gini."

"LO GAK PERLU TAU NESYA PRIANKA! Sekarang lo masuk, jangan pernah keluar tanpa seizin gue. Denger itu!"

"Tapi, Pandu-"

"Ayo gue anter balik, gue gak mau lo kenapa napa."

Pandu kemudian menarik tangan Nesya agar ikut naik pada motornya. Nesya tak bisa berkata-kata. Perempuan itu hanya mengikuti Pandu yang langsung menjalankan motornya mengebut.

❀❀❀❀

"Mau masuk dulu?" Tanya Nesya ketika mereka sudah sampai di depan rumah Nesya. Pandu kemudian mengangguk. Ia turun dari motornya, kemudian menggenggam tangan Nesya masuk ke teras rumahnya.

TO : PANDU Where stories live. Discover now