2. TO PANDU : Nesya Prianka

265 7 10
                                    

-Happy reading



Perempuan itu berlari kencang menembus angin yang melewatinya. Ia melirik ke arah arloji yang terletak di tangan kirinya dengan nafas yang masih tersenggal senggal. Waktu kini menunjukan pukul 07.25, 5 menit menjelang bel masuk di bunyikan.

Perjalanan rumahnya yang masih terlampau jauh membuatnya cepat cepat menuju halte bus. Namun sialnya, bus yang ia tunggu tunggu tak kunjung datang. Mungkin karena bus terakhir yang jadwalnya 07.20, membuatnya harus menunggu 10 menit lagi untuk bus selanjutnya lewat.

Waktu yang ia punya kini hanya tersisa 5 menit lagi. Tanpa membuang waktu, gadis dengan rambut yang diikat dan rompi hitam itu segera melepas sepatunya Kemudian memilih berlari menuju sekolahnya.

"Ahh," Gerutu Nesya ketika ia melihat bahwa gerbang sekolah yang menjulang tinggi itu telah di tutup rapat. Ia kembali memasang sepetunya, kemudian memohon mohon pada Pak Jojo-Satpam sekolahnya-agar pagarnya bisa dibuka.

"Cuman telat 5 menit pakk, izinin saya masukk yahh," Keluh gadis itu dengan tangan yang yang disatukan.

"Mau telat 1 menit pun telat ya telat," Jelas Pak Jojo teguh pada pendiriannya.

Nesya tak bisa berkata kata. Ia mundur dari pagar itu lalu membalikan tubuhhnya.

"Mau kemana?" Suata bariton itu terdengar dari arah gerbang sekolah. Nesya lantas membalikan kembali tubuhnya, melihat Pak Jojo yang sedang mentapnya dari dalam sana.

"Saya mau pulang pak," Balas Nesya lemas. Tenaga nya ia sudah pakai berlari lari tadi. Memang Nesya yang salah. Menunggu bus atau tidak, ia pasti memang akan ketelatan.

"Kamu sudah datang kenapa mau pulang?"

Jelas Nesya bingung dengan ungkapan yang di lontarkan Pak Jojo barusan. Ia merasa benar dengan tindakannya.

"Gerbangnya gak dibukain pak, ngapain juga saya diem disini."

Nesya memang tidak pernah berpengalaman dalam hal ketelatan. Gadis dengan kuciran dan rompi hitam khasnya ini adalah siswa yang disiplin. Nesya telat sekarang pun bukan tidak ada sebab. Ia harus menyelesaikan sesuatu yang membuatnya harus menunggu dulu.

"Gak sopan ya kamu! Kamu tunggu di sini sampai BK jemput kamu."

Satpam yang terkenal galak itu tidak akan pernah membiarkan siapapun siswa yang sudah berada di tangannya lolos begitu saja. Satpam dengan pakaian biru muda ciri khas SMA Wijaya itu menatap tajam pada Nesya dan menyuruhnya duduk di kursi luar, di pinggir gerbang sekolah.

Nesya berpikir aneh. 'Tadi gerbangnya gak boleh di buka. Sekarang mau pulang disuruh tunggu dulu.' Kesalnya.

"Duduk! Tungguin Pak Rino jemput orang orang yang telat!"

Nesya menghembuskan nafas pasrah bertanda dia akan di hukum nantinya. Pak Rino adalah guru BK terkenal paling galak di SMA Wijaya. Kumis gamplang dengan kacamata persegi dan tubuh yang berisi itu sering di takuti oleh seluruh siswa di SMA Wijaya karena hukumannya yang tidak pernah main main.

Nesya mendudukan dirinya di kursi pinggir gerbang SMA Wijaya. Ia menundukan kepalanya lalu memotek motek kuku tangan yang sudah menjadi kebisaanya. Nesya yang lemah lembut itu tak kuasa menahan paniknya. Ia menggigit gigit kukunya sampai kuku itu menjadi pendek tanpa di potong oleh gunting kuku.

Beberapa detik setelahnya, suara desisan kuat terdengar dari seseorang yang berada di balik pohon dekat kursi itu. Ia melambaikan tangannya seolah menyuruh Nesya untuk menghampirinya.

Nesya yang melihat itu segera menunjuk dirinya tanpa suara seperti berkata 'aku?' lalu dijawab dengan anggukan kecil sang pemanggil. Sementara itu, Pak Jojo tidak pernah melepas pandangannya dari Nesya yang sekarang sedang memberi kode pada Sang pemanggil.

TO : PANDU Where stories live. Discover now