25. TO PANDU : First Kiss

45 5 41
                                    

--Happy reading



Pandu benar benar tak pernah melepaskan Nesya sedetik pun. Ia terus terusan merangkul Nesya, sehingga perempuan itu merasa mati rasa. Detak jantung mereka, sama sama bersatu, melebur dengan keringat dingin yang menguasai tubuh mereka.

Kini waktu telah menunjukan bukul 23.00. Mereka berdua benar benar terlarut dengan malam, sehingga membuat mereka kebablasan akan waktu yang telah mereka tempuh.

"Pandu?" Ujar Nesya di tengah tengah perjalan mereka.

"Hm?"

"Kamu ganteng."

Pandu benar benar salah tingkah. Laki laki itu mendorong Nesya jauh, sehingga Nesya tersungkruk kebelakang.

Pandu benar benar tak bisa mengontrol detak jantungnya. Ia kemudian menyentak-nyentakan kakinya mencoba menstabilkan detak jantungnya.

"Sakit, Pandu," Ujar Nesya berusaha berdiri.

Laki laki itu hanya terkekeh. Membantu pergerakan Nesya untuk kembali berdiri dan segera menggenggam telapak tangan perempuan itu.

"Hehe, lo sih pake puji-puji gue segala!" Seru Pandu kembali menyalahkan Nesya atas segelanya.

"Biasanya juga kepedean."

"Buat apa pd? Orang cewek gue bilang ganteng. Iya gak?"

Pandu mengangkat sebelah alisnya. Laki laki itu kemudian kembali merangkul Nesya, menempalkan lengan mereka berdua.

"Nesya?" Ujar Pandu memanggil perempuan itu agar berbalik padanya.

"Iya Pan-"

Cup

Nesya benar benar tersentak. Ia membulatkan matanya, ketika merasa benda kenyal yang menyentuh bibirnya. Jantungnya kini benar benar berpacu semakin cepat. Perempuan itu tak tahu lagi bagaimana caranya mengontrol detak jantungnya.

"Ciee yang first kissnya udah di ambil," Sahut Pandu kala melihat Nesya menegang di tempat.

Nesya benar benar mematung. Ia seakan lupa bagaimana cara menggerakan tubuhnya. Pipinya semakin memerah. Ia merasa ada sesuatu yang tiba-tiba menyengat tubuhnya.

"Gemesh bangett sihh, calon istri Pandu," Sahut Pandu mengunyel ngunyel pipi Nesya.

Plak

Tanpa sadar, Nesya langsung menapar kedua lengan Pandu yang bermain di pipinya. Namun, perempuan itu tetap tidak bisa menggerakan anggota tubuh lainnya. Nesya masih kaget tentang perlakuan Pandu yang tiba tiba itu.

"Pandu aku gak bisa gerak!" Rengek Nesya karena di rasa badannya lemas seketika. Pandu benar benar terkekeh. Jika bisa, laki laki itu ingin melempar Nesya jauh kebawah saking gemasnya.

"Baru dicium doang, gimana nanti pas malam pertama?"

Laki laki itu benar benar membuat jantung Nesya berdetak cepat. Ia menutup mukanya malu, ketika Pandu menggodanya barusan.

"Udah, ayo! Nanti keburu kemaleman di sini."

Pandu segera menarik pergangan Nesya di belakangnya. Nesya mengehembuskan nafasnya, kemudian mengikuti Pandu dari belakang, seraya menyusut bibirnya yang menjadi basah.

"Kok di susut!" Sentak Pandu ketika melihat Nesya yang sedang menyusut bibirnya.

"Jijik!"

"LO JIJIK KARENA DICIUM GUE?!"

"Gak gitu, Pandu."

"Enak aja lo jijik sama first kiss gue?! Ini first kiss gue dan gue tau ciuman gue ini enakan?"

TO : PANDU Where stories live. Discover now