11. TO PANDU : I Should

133 5 16
                                    

-- Happy reading



Hari sabtu merupakan hari yang membosankan bagi Pandu. Tidak ke sekolah berarti tidak bertemu Nesya. Laki laki selalu merasa bosan ketika perempuan pesuruhnya tidak ada bersamanya.

Pandu melemparkan ponselnya kasar. Perempuan itu sejak kemarin tak membalas pesannya. Pandu sudah berniat membunuh Nesya saat ia bertemu Nesya nanti. Pandu tau Nesya sengaja menghindarinya. Buktinya, room chat Nesya di ponsel Pandu masih menunjukan ceklis dua abu abu.

Ia kembali merebahkan tubuhnya di ranjang. Sempat sedetik menutup mata, Pandu teringat dengan janjinya pada Nesya. Laki laki itu segera membuka matanya antusias lalu, menuju kamar mandi, kemudian bersiap siap bertemu Nesya.

Lukisan langit nampak masih berwarana biru. Belum menampakkan sinar kejinggaanya. Apa ini terlalu pagi? Tapi Pandu tak salahkan? Mereka tak berbicara masalah waktu bertemu, kemarin. Laki laki itu mengendarai motornya sangat cepat, kala merasa jalanan masih sepi.

Nesya membuka matanya ketika mendapati suara deruman kencang berada di teras depan rumahnya. Tak mau berpikir panjang, Nesya kembali memejamkan matanya berniat untuk melanjutkan tidur panjangnya.

DUGH DUGH DUGH

"Nes?"

"NESYA?!!"

"NESYA BUKA WOE!!"

"LO TULI!!

"GUE DOBRAK JUGE NI PINTU!!"

Pandu merasa kesal ketika Nesya tak membukakan pintu untuknya. Dengan mata yang memerah, Pandu membawa sebuah batu berukuran besar lalu, melemparkannya ke pintu Nesya.

Nesya terkejut. Ia membulatkan matanya. Untung saja batu besar yang di lempar Pandu barusan melesat masuk ke rumah Nesya. Setengah saja ia maju maka, batu besat itu akan mendarat di wajah Nesya.

"Bagus! molorrr teruss!" Sendir Pandu yang sudah berada di hadapan Nesya. Nesya hanya menatap Pandu sebal. Jam 06.00 Bukannya terlalu pagi untuk Pandu datang kerumah Nesya? Lagi pula sekarang weekend, untuk apa laki laki ini datang kemari?

Tanpa dipersilahkan masuk, Pandu menyelonong masuk ke rumah Nesya. Laki laki itu duduk menghadap ke tv, lalu menyalakan tv itu.

"Mau ngapain?" Tanya Nesya kesal. Perempuan itu menaruh penutup mata di atas kepalanya, dengan rambut panjang bergelombang yang dibiarkan terurai. Pandu merasa beda akan tampilan Nesya yang baru bangun ini. Nesya memakai celana coklat, dengan baju kaos krem membuat Pandu semakin terkagum.

"Lo lucu Nes, kalau bangun tidur gitu," Ujar Pandu mengangkat kakinya lalu, menaruhnya di atas kaki sebelahnya.

"Hah? Gi-gimana?"

"Lo ileran, terus belekan, gue suka," Sahut Pandu. Nesya segera membelakan matanya kaget dengan perkataan Pandu barusan.

"IIHHH PANDU!!!" Teriak Nesya segera berlari menuju kamar mandinya. Ia tentu saja malu dengan perkataan Pandu barusan. Dengan cepat, perempuan itu membasuh wajahnya lalu, kembali kepada Pandu.

"Kenapa di cuci? Lo lucu kalau gitu." Nesya benar benar kesal. Ia malu dengan hal yang dikatakan Pandu barusan. Padahal, Pandu mengatakan hal yang jujur pada Nesya.

Bletak!

Dengan sengaja, Nesya melemparkan sendal tidurnya tepat pada wajah Pandu. Perempuan itu kaget sendiri karena ia tidak bisa mengontrol emosinya. Ia menutup mulutnya ketika melihat Pandu yang memberinya tatapan tajam dengan matanya yang memerah.

"LO BERANI LAWAN GUE?!!!!" Teriak Pandu yang sudah terdengar bosan di telinga Nesya. Perempuan menggeleng kepalanya cepat lalu, menggigit bibir dalamnya.

TO : PANDU Where stories live. Discover now