20. TO PANDU : Prepare

41 5 39
                                    

--Happy reading



Hari ini adalah hari yang paling ditunggu oleh Pandu. Sabtu pagi dengan langit yang masih nampak biru, laki laki itu sudah sangat tidak sabar menantikan hari ini sebelumnya. Tadi malampun, sepertinya Pandu tidak bisa tidur karena menunggu hari ini.

Laki laki itu melangkahkan kakinya keluar dari apartmentnya. Ia menggendong carriel biru di pundaknya, kemudian memakai sepatu hitam yang menjadi kebanggaanya.

Sebentar ia melirik spion mobil yang terparkir di baseman apartmentnya. Laki laki dengan hoodie merah muda itu memainkan rambutnya antusias dan tak berhenti memuji dirinya sendiri. Setelahnya, ia memasang kupluk hitam dan kacamata bening miliknya.

"Ck, ganteng banget sih gue," Ujar laki laki itu masih di depan kaca mobilnya. Ia kemudian membuka pintu mobil itu lebar, dan masuk dengan carriel yang ia simpan duluan.

Laki laki itu merasa antusias ketika ia akan bertemu dengan Nesya. Ia tak henti hentinya menganggumi dirinya sendiri, lewat kaca mobilnya.

TIN

Suara itu membuyarkan lamunan Nesya. Perempuan dengan outfit serba hitam itu, segera berlari menuju Pandu yang sudah tiba di depan rumahnya. Sebelumnya, Nesya sudah di beritahu bahwa pagi ini Pandu akan menjemputnya.

"Mau kemana lo? Mau ke kuburan?" Tanya Pandu yang melihat Nesya dari dalam mobil birunya. Laki laki itu hanya menurunkan kaca mobilnya, tak membiarkan Nesya masuk terlebih dahulu.

"Mau camping."

"LO CAMPING PAKE BAJU GINIAN?!"

"Emang kenapa?"

"Cepet ganti baju!" Ujar Pandu ketus. Bukannya Pandu melarang larang Nesya, hanya saja outfit yang Nesya pakai hari ini cukup berlebihan. Perempuan itu memakai baju hitam, dengan rumbaian di bawahnya. Pandu merasa Nesya seperti memakai jubah penyihir sekarang.

"Tapi ini bagus lho, Pandu!"

"Lo mau orang lain nyangka lo penyihir?"

"Ya gapapa bagus, lagian kan aku juga pengen jadi penyihir."

"Goblok!"

Laki laki itu kelewat kesal. Ia melempar sebuah kupluk hitam yang ia bawa tepat pada muka Nesya. Perempuan itu lantas memejamkan matanya kaget, ketika kupluk itu tepat berada pada wajahnya.

"Ganti baju! Pake hoodie yang gue kasih, yang warna pink," Ujar Pandu menutup kaca jendela mobilnya.

"Muncak pake hoodie?" Tanya Nesya dari luar. Pandu bisa mendengar itu samar samar. Ia kemudian membukan kembali pintu kaca mobil itu, lalu membalas ucapan Nesya.

"Dataran tinggi dingin bego! Kalau lo kedinginan, gue males meluk lo!"

"Aku gak mau di peluk kamu kok, Pandu!"

"Alesan! Kalau udah dipeluk gue mah, lo juga gak mau lepas," Ujar Pandu sombong.

"Berarti badan kamu lem dong?"

"Oh jelas! Tanyai aja si Ellzya." Ujar Pandu acuh.

"Kamu pernah pelukan sama Ellzya?"

"Belum."

Nesya memutar bola matanya jengah. Baru saja ia merasakan sakit hati karena perkataan Pandu, tiba tiba saja ia kembali ingin membunuh laki laki itu.

"Buruan ganti baju," Ujar Pandu mencoba mengembalikan topik. Nesya hanya mengangguk. Namun, seketika atensinya teralihkan pada Pandu yang memakai hoodie merah muda yang sama dengannya.

"Kamu pake hoodie pink juga?" Tanya Nesya yang kembali membalikan badannya.

"Yoi, kenapa? Gak suka?"

TO : PANDU Where stories live. Discover now