Bab 1 - Confusion

8.4K 628 16
                                    

Happy reading!

---

Seorang remaja lelaki duduk di meja belajarnya dengan segelas kopi. Tangannya ia biarkan menari di keyboard komputer.

Ia sesekali membuka beberapa buku untuk mencari materi yang sedang ia kerjakan.

Asher meneguk kopinya untuk dijadikan penahan rasa kantuk dan kehangatan.

Sesaat ia berhenti mengerjakan tugas sekolahnya dan melihat ke arah jendela kamar. Ia tersenyum saat melihat hujan telah turun.

Asher berdiri dari duduknya lalu berjalan mendekati jendela dan membukanya. Tangannya ia keluarkan dan membiarkan hawa dingin dari air hujan menyentuh kulit.

Terlalu lama ia menikmati hujan membuatnya kedinginan apalagi kini hujan semakin deras. Saat ia akan menutup jendela, matanya melihat ke arah jalanan komplek.

Seorang lelaki paruh baya tengah berlari dengan tergesa-gesa sambil membawa sebuah bingkisan berwarna hitam. Asher mengerutkan keningnya sesaat lalu menggelengkan kepalanya pelan, berusaha menghapus ekspetasi buruk.

Setelah itu, ia menutup kembali jendelanya. Dilihatnya seorang wanita dengan syal berwarna merah berlari mengejar lelaki tadi sambil menangis, namun wanita itu terjatuh di atas jalanan basah.

Karena khawatir, Asher membuka kembali jendela yang telah ia tutup dan loncat keluar. Ia membuka pagar rumahnya lalu mendekati wanita tersebut.

"Bu, kau baik-baik saja?" Tanyanya sambil berjongkok memegang pundak wanita itu

Wanita itu melihat ke arah Asher lalu menepisnya pelan. "Apa yang kau lihat?"

Asher mengerutkan keningnya bingung. "Maaf, aku tidak mengerti"

"Jika kau melihat sesuatu tutup mulutmu dan lupakan itu" Ucap wanita itu lalu berdiri dan pergi meninggalkan Asher yang masih berdiam diri di tempat

Asher berdiri lalu melihat wanita paruh baya itu berlari dan menghilang di pertigaan jalan.

Ia menggelengkan kepalanya lalu berniat masuk kembali sebelum penglihatan nya melihat jejak darah di jalanan yang tengah ia injak.

Matanya melihat aspal, sangat jelas ada bercak merah disana. Ia berjongkok dan mencolek bercak merah itu memastikan itu bukan darah dan hanya pewarna biasa.

Karena air hujan, bercak merah itu terasa cair dan tidak kental sama sama sekali. Ia menghirup ujung jarinya yang terdapat bercak lalu menjauhkan secara tiba-tiba.

"Bau anyir" Gumamnya

Ia berdiri lalu melihat kembali arah jalanan saat wanita itu hilang. "Apa dia terluka?"

"HEY! APA YANG KAU LAKUKAN DISANA?!" Teriak seseorang di sebrang jalan

Asher melihat ke orang yang memakai payung berwarna hitam itu. "TIDAK PAK! AKU HANYA MEMERIKSA SESUATU!"

"CEPATLAH MASUK, HUJAN SEMAKIN DERAS!"

"BAIK PAK TERIMAKASIH!"

Asher membuka pagar rumahnya dan tak lupa menguncinya lalu masuk ke dalam rumah.

▪️▪️▪️

Page [END] Where stories live. Discover now