Darin - Timofei

424 5 2
                                    

Darin berencana mau melamar Timofei mengingat mereka sudah berpacaran cukup lama dan orang tua mereka tidak masalah yang penting mereka bahagia, Darin akan membawa Timo keluar negri.
"Liburan luar negri?"
"Ya kau mau kan, aku ingin menghabiskan banyak waktu denganmu Timo kalau kita liburan disini ada saja yang mengusik" Timo mengangguk malu malu ia senang
"Aku akan menyiapkan semuanya aku akan menjemputmu lusa"
"Aku mencintaimu Darin kau manis sekali" Timo mencium Darin dan Darin membalasnya mengeratkan pelukannya.

"Liburan luar negri?""Ya kau mau kan, aku ingin menghabiskan banyak waktu denganmu Timo kalau kita liburan disini ada saja yang mengusik" Timo mengangguk malu malu ia senang"Aku akan menyiapkan semuanya aku akan menjemputmu lusa""Aku mencintaimu D...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kau tidak menunggu terlalu lama kan maklum mama papa ku itu kadang suka berlebihan" Darin tersenyum membukakan nya pintu mobil.
"Namanya juga orang tua, baby Timo"
"Aku merasa gugup sudah lama sekali tidak keluar negri Darin" Darin mulai menyetir kebandara mobil akan ia titip diparkiran bandara.
Timo sangat menikmati penerbangan ia terus memeluk Darin demikian juga Darin memeluknya posesif, sesampai di hotel sudah sore hampir jam tiga Darin mengajaknya berenang sambil menikmati matahari terbenam setelahnya.

Timo sangat menikmati penerbangan ia terus memeluk Darin demikian juga Darin memeluknya posesif, sesampai di hotel sudah sore hampir jam tiga Darin mengajaknya berenang sambil menikmati matahari terbenam setelahnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ayo kita pergi sekarang sebentar lagi matahari terbenam" Timo mempout bibirnya
"Iya sebentar.....ya sudah, ayo" tangannya digenggam Darin erat seolah takut kehilangan Timo yang polos bingung dengan sikap Darin.
"Tebing? Apa aman?" Darin tertawa pelan ia mengangguk.
Keduanya duduk diujung tebing menikmati sunset tidak hanya mereka ada beberapa warga juga, hingga matahari Timo bangkit
"Baby Timo" Timo berbalik kaget melihat Darin berlutut memegang kotak cincin yang terbuka namun saat hendak mendekat keduanya terpaku ada suara retakan.

"Darin suara apa itu?" Darin menggulurkan tangannya namun saat Timo hendak meraih tangan Darin retakan semakin parah tiba tiba ujung tebing runtuh Timo menangis ia memegang jari Darin yang terlepas ternyata tebjng dimana Timo ikut runtuh Timo melo...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Darin suara apa itu?" Darin menggulurkan tangannya namun saat Timo hendak meraih tangan Darin retakan semakin parah tiba tiba ujung tebing runtuh Timo menangis ia memegang jari Darin yang terlepas ternyata tebjng dimana Timo ikut runtuh Timo melompat terjun berusaha meraih Darin sementara Darin berusaha berenang menjauhi runtuhan namun nafasnya hampir habis ia melihat Timo tersenyum sangat manis sebelum ia kehilangan kesadaran ia merasa tenang Timo baik baik saja ia merasakan tangan tangan yang menariknya ke daratan.
Darin membuka matanya ia mencari seseorang ia hanya melihat orang tuanya tidak ada Timo, Darin meringis akibat luka ditubuhnya ia duduk orang tuanya menatapnya sedih masih ada sisa air mata di wajah ibunya.
"Ibu dimana Timo ia baik baik saja kan aku melihat nya tersenyum ia baik baik saja?" Ayahnya mendekat memeluk putranya
"Nak, Timo tidak bisa diselamatkan luka dikepalanya fatal kuatkan dirimu relakan dia pergi" Darin membeku seolah waktu berhenti ia tidak membalas pelukan ayahnya air matanya luruh.

"Ibu dimana Timo ia baik baik saja kan aku melihat nya tersenyum ia baik baik saja?" Ayahnya mendekat memeluk putranya"Nak, Timo tidak bisa diselamatkan luka dikepalanya fatal kuatkan dirimu relakan dia pergi" Darin membeku seolah waktu berhenti i...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Darin mengurung dirinya orang tua Timo mengikhlaskan putra nereka dan tidak menyalahkan Darin tapi tidak dengan Darin ia menyalahkan dirinya sendiri, oramg tuanya dan oeang tua Timo sering membujuk namun hati Darin seolah ikut terkubur bersama Timo.

Ia sering berkunjung ke makam Darin menghabiskan banyak waktu disana membawa bunga yang sangat disukai Timo, Darin meletakkan bunga dan mengambil sesuatu itu cincin yang ia gunakan untuk melamar Timo.
Darin mengubur cincin itu ia berusaha kuat ia membayangkan senyum malu malu Timo setiap kali ia bersama Darin yang sering memanjakannya.

Darin mengubur cincin itu ia berusaha kuat ia membayangkan senyum malu malu Timo setiap kali ia bersama Darin yang sering memanjakannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Darin memandang foto terkahir Darin saat mereka dibandara Darin sempat memfoto Timo.
"Semua salahku, seharusnya kita tidak pergi kesana" Darin merapatkan jaketnya ia masukkan hapenya dan bangkit hendak pergi
"Darin" Darin terpaku ia mengenal suara lembut itu perlahan berbalik dengan tubuh bergetar rasa rindu menusuk hatinya
"Timofei baby" Timo tersenyum lembut berdiri di samping makamnya
"Ini senua bukan salahmu Darin, relakan aku pergi ini semua takdir tuhan kau tidak melakukan kesalahanmu" Darin melihat cincin yang ia kubur tersemat di jari Timo
"Alu merindukan mu Timo, seharusnya aku tidak membawamu....." Timo mendekat mencium bibirnya terasa dingin dan lembut
"Tidak Darin jangan kasihani aku, relakan aku pergi dan lanjutkan hidupmu disana kita akan bertemu lagi Darin aku berjanji" air mata keduanya jatuh darin tersenyum mengangguk perlahan Darin menghilang dari pandangannya.

End

Mpreg Random 2 (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang