Matthew - Adam

139 2 0
                                    

"Adam bangun, bangun ini sudah siang kau tidak kekampus" Adam membuka matanya memandang bundanya
"Sebentar lagi bun, aku masih ngantuk"
"Memangnya semalam tidur jam berapa?"
"Telat bun, keasyikan main"
"Sudah kuliah masih main game online, ayo bangun"
"Iya aku bangun" Adam bangun dan langkahnya gontai masuk kekamar mandi.

"Adam bangun, bangun ini sudah siang kau tidak kekampus" Adam membuka matanya memandang bundanya"Sebentar lagi bun, aku masih ngantuk""Memangnya semalam tidur jam berapa?""Telat bun, keasyikan main" "Sudah kuliah masih main game online, ayo bangun...

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Adam itu mempunyai banyak teman ia kadang kadang senang menghabiskan waktu bersama teman temannya entah kemana saja mereka hang out bersama, namun akhir akhir ini Adam merasa tidak aman merasa dikunti oleh seseorang.
"Kau tidak apa apa, apa yang kau cari?"
"Tidak, aku hanya merasa ada yang memeperhatikanku akhir akhir ini"
"Kau ada musuh?" Adam menggeleng
"Aku pulang dulu, aku ada janji dengan bunda nemanin dia belanja" Adam bergegas ke gerbang kampus.

Bunda nya gelisah belum ada tanda tanda Adam akan pulang ia juga tidak bisa dihubungi teman temannya juga mengatakan tidak tahu hatinya sebagai seorang ibu merasakan hal buruk terjadi dengan putra semata wayangnya.
Matthew cukup lelah setelah makan malam dengan relasi supirnya mengerem mendadak
"Ada apa paman?"
"Itu tuan ada orang terbaring dipinggir jalan" Matthew keluar dari mobil.
"Ia masih hidup" Matthew berujar setelah memeriksa nadinya dan menggendongnya.
Wanita yang masih cantik itu memandang jam didinding masih hingga ia mendengar hp nya diatas meja bergetar.
"Ya anda siapa ya?"
"Pergilah kerumah sakit nyonya, saya menemukan putra anda dipinggir jalan tidak sadarkan diri" panggilan di matikan ia panik dan heran dengan cara bicara orang yang baru menelponnya.

Asisten pribadinya heran dengan sikap bos mya itu ia memang kaku dan dingin hingga asisten pribadi itu heran bosnya meminta ia mencari pelaku dan menghabisi mereka.
"Bos anda perhatian dengan anak itu"

"Aku juga tidak tahu apalagi saat aku melihat ibunya menangis, kau dengar diagnosa dokter bukan?" Aspri nya mengangguk"Ya bos, oh iya ia sudah pulang dari rumah sakit kemarin""Baguslah, aku harap ia tidak mengalami trauma" "Itu hal yang mengerikan...

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Aku juga tidak tahu apalagi saat aku melihat ibunya menangis, kau dengar diagnosa dokter bukan?" Aspri nya mengangguk
"Ya bos, oh iya ia sudah pulang dari rumah sakit kemarin"
"Baguslah, aku harap ia tidak mengalami trauma"
"Itu hal yang mengerikan terutama ia seorang anak laki laki, ia masih sangat muda" Matthew menghembuskan nafasnya dan memandang aspri nya itu menandakan ia setuju.
Adam melamun mengiring diri dan ia memilih cuti dari kampus membuat bundanya memandang nya miris ia ingin sekali membantu tapi Adam seperti patung hidup sesekali ia melihat anaknya menangis tanpa suara
"Sayang makan dulu hmm, kau nanti bisa sakit jika terus terusan menolak makan" Adam memandang bundanya hanya diam
"Sayang katakan sesuatu bunda hanya punya kau, bunda mohon" tetap saja ia diam hanya tersenyum tipis.

Adam melamun mengiring diri dan ia memilih cuti dari kampus membuat bundanya memandang nya miris ia ingin sekali membantu tapi Adam seperti patung hidup sesekali ia melihat anaknya menangis tanpa suara"Sayang makan dulu hmm, kau nanti bisa sakit j...

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Adam memandang dari kejauhan tempat dimana ia dibius dan dibawa untuk dilecehkan ia mengenal suara pelaku itu salah satu sahabatnya, ia memcarinya namun sudah sebulan ini ia dikatakan menghilang. Sebuah mobil berhenti di dekatnya dan jendela terbuka pelan
"Adam, masuklah" Adam mengernyitkan dahi
"Ayo masuk aku antar kau pulang, ibumu pasti khawatir. Aku Matthew yang menemukanmu hari itu" Adam masuk dan diam sepanjang perjalanan pulang
"Lama sudah tidak bertemu, bagaimana keadaanmu kau baik baik saja?" Adam hanya mengangguk
"Adam, ibumu sangat peduli padamu aku kerumahmu tadi ia bercerita betapa sedihnya ia melihatmu" Adam memandang Matthew heran kenapa pria itu peduli padanya.
"Sudah sampai" Adam tersadar, supir membukakan pintu untuknya
"Ya tuhan sayang, kenapa kau pergi tanpa seizin bunda hmm" bundanya langsung memeluk, mengusap dan mencium bundanya mendadak Dam memeluk bundanya sangat erat ia bahkan menangis.

"Saya sudah membereskan pelakunya nyonya ia mendapatkan hukumam yang setimpal" bunda Adam tersenyum "Terima kasih nak, kau sudah membantu kami" Matthew hanya mengangguk"Oh iya, saya ingin menikahi putra anda itupun jika anda dan Adam setuju saya b...

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Saya sudah membereskan pelakunya nyonya ia mendapatkan hukumam yang setimpal" bunda Adam tersenyum
"Terima kasih nak, kau sudah membantu kami" Matthew hanya mengangguk
"Oh iya, saya ingin menikahi putra anda itupun jika anda dan Adam setuju saya bisa terima kalau ditolak saya tidak akan mengganggu anda dan outra anda" bunda Adam heran pemuda ini dibuat dari es batu atau apa namun hatinya sangat baik
"Saya tidak masalah selama ini saya tahu kalau anak saya belok bukan straight" Matthew lega mendengarnya.
"Bunda" keduanya menoleh ke arah Adam bunda nya tersenyum mendengar suara putranya lagi ia segera bangkit menghampiri putranya dan memeluknya erat
"Sayang bunda senang akhirnya kau bicara dengan bunda"
"Maafkan aku bunda" bundanya menggeleng
"Tidak sayang bunda mengerti, anu nak Matthew hendak..."
"Aku mau" bunda nya dan Matthew terkejut
"Sayang kau mendengar pembicaraan kami" Adam mengangguk pelan
"Ya bunda, bukan karena ..... sudah membantuku tapi .... aku menyukai nya" bundanya tersenyum menoleh ke Matthew yang terpaku
"Bunda permisi, ada yang mau bunda urus dibelakang" bundanya buru buru pergi mendadak suasana menjadi canggung
"Adam, sejak kapan?" Adam duduk didekatnya
"Bunda bercerita banyak kau mengurus semuanya tuan dan membantu ibu, entah sejak kapan apalagi setelah kita bertemu hari ini" Matthew menggenggam tangan Adam erat
"Aku juga menyukaimu sejak pertama kali melihatmu dan tidak mempermasalahkan apa yang terjadi padamu" Adam tersenyum mendengarnya ia percaya Matthew akan membuatnya bahagia.

End

Mpreg Random 2 (End)Where stories live. Discover now