Adam - Sean

162 2 0
                                    

Sean capek muntah lagi ini sudah yang ketiga kalinya ia menjadi heran ada apa dengan dirinya bahkan baru bekerja sedikit ia sudah kelelahan.
"Break break" teriak Sean lagi lagi pemotretan tertunda beberapa saat.
"Sean, kau terus meminta break kita dikejar deadline" ia dimarah oleh manajer perusahaan yang menaunginya
"Katakan sesuatu Sean, ini pertama kalinya kau bertingkah seperti ini"
"Maafkan saya pak, pak Adam" Sean memandang Adam dan ia berjalan keluar kembali ke lokasi pemotretan.

Adam itu manajernya juga mantan kekasihnya ia diputuskan tanpa tahu alasannya Sean tidak bisa berkata apa apa berdebat dengan Adam itu sia sia ia pasti kalah, bangun tidur dengan pusing dan mual kembali terjadi tapi tidak mungkin ia membatalkan pe...

Oops! Questa immagine non segue le nostre linee guida sui contenuti. Per continuare la pubblicazione, provare a rimuoverlo o caricare un altro.

Adam itu manajernya juga mantan kekasihnya ia diputuskan tanpa tahu alasannya Sean tidak bisa berkata apa apa berdebat dengan Adam itu sia sia ia pasti kalah, bangun tidur dengan pusing dan mual kembali terjadi tapi tidak mungkin ia membatalkan pemotretan hari ini Adam pasti akan menyemprotnya lagi.
Sean tersenyum bergaya sesuai dengan pengarah gaya beberapa kali perbaikan make up dan berganti pakaian, sudut matanya melihat Adam bermesraan dengan wanita lain hatinya perih namun sebisa mungkin ia bersikap profesional.
Sean memanfaatkan waktu istirahat sebaik baiknya ia memilih tidur diruang make up ditemani anjing salah satu kru yang dekat dengannya pulang juga jarak rumah dan lokasi pemotretan.

Sean memanfaatkan waktu istirahat sebaik baiknya ia memilih tidur diruang make up ditemani anjing salah satu kru yang dekat dengannya pulang juga jarak rumah dan lokasi pemotretan

Oops! Questa immagine non segue le nostre linee guida sui contenuti. Per continuare la pubblicazione, provare a rimuoverlo o caricare un altro.

Adam melihat Sean yang tidur ia merasa bersalah sudah menyakiti hati Sean yang tidak tahu apapun ia terpaksa ibunya menjodohkannya dengan anak temannya.
"Sean" ia menepuk wajah Sean, tidak ada reaksi
"Kau ini kalau sudah tidur susah sekali untuk bangun, Sean bangun"
"Nghhh sudah waktunya ya"
"Kau pulanglah, lanjutkan besok saja"
"Adam.....aku tidur disini saja dan aku masih ada jadwal pemotretan"
"Sean kau terlihat tidak sehat"
"Aku tidak mau mengecewakan kru lagi terus menunda"
"Jangan membantah, ayo aku antar pulang biar aku yang bicara dengan mereka"
"Todak usah" Sean berbalik membelakangi Adam
"Cukup" Adam mengangkat tubuh Sean membuat Sean hampir berteriak mereka yang melihat Adam menggendong Sean bridal style membuat mereka senyum senyum Sean sibuk menyembunyikan wajahnya didada Adam sekakigus ia mencium aroma Adam membuatnya nyaman pusing dan mualnya hilang.
Adam menelpon dokter ia mengkhawatirkan Sean bohong jika tidak ia masih mencintai Adam.

Adam menelpon dokter ia mengkhawatirkan Sean bohong jika tidak ia masih mencintai Adam

Oops! Questa immagine non segue le nostre linee guida sui contenuti. Per continuare la pubblicazione, provare a rimuoverlo o caricare un altro.

Adam terpaku mendengar ucapan dokter ia melihat Sean juga bingung mendengar itu.
"Aku tidak mungkin hamil aku laki laki" Sean membantah
"Jika tidak percaya sebaiknya periksakan kerumah sakit saya yakin hasilnya juga sama.
Adam duduk terpaku disofa memandang Sean yang berbaring membelakanginya
"Aku akan bertanggung jawab"
"Tinggalkan aku sendiri selamanya, aku akan mengundurkan diri" suara Sean parau khas orang menangis
"Sean, kali ini aku tidak bisa membiakan kaubmenanggungnya sendiri"
"Kita sudah tidak ada hubungan apa apa, apa kau lupa temui pelacurmu itu"
"Sean" suara Adam meninggi.

Adam memandang reaksi kedua orang tuanya ia tidak bisa membaca mimik wajah mereka.
"Bawa dia kemari" suara ayahnya dingin dan pelan, ibunya mengangguk
"Baiklah, aku usahakan baru baru ini kami baru putus karena keinginan kalian" Adam berlalu keluar kamar orang tuanya.

"Bawa dia kemari" suara ayahnya dingin dan pelan, ibunya mengangguk"Baiklah, aku usahakan baru baru ini kami baru putus karena keinginan kalian" Adam berlalu keluar kamar orang tuanya

Oops! Questa immagine non segue le nostre linee guida sui contenuti. Per continuare la pubblicazione, provare a rimuoverlo o caricare un altro.

"Untuk apa aku menemui orang tuamu, kau juga seharusnya tidak perlu menceritakan ini pada mereka. Aku tidak meminta pertanggung jawabanmu"
"Itu anakku juga Sean, jangan membantahnya karena aku mengenalmu dengan baik aku akui aku masih mencintaimu Sean" Sean tersenyum remeh
"Baik mari aku akan menemui mereka jika mereka tidak menerimaku, kau jangan pernah lagi menemuiku anak ini aku akan mengurusnya sendiri"
"Aku setuju" Adam ragu tapi ia harap ia tidak salah.
Kedua orang tua Adam memandangi Sean dari atas kebawahnya dan sialnya ini saat yang tidak tepat merasa mual dan pusing
"Kau terlihat tidak sehat nak, duduklah" Adam menoleh Sean mendengar ucalan ibunya dan membantu Sean duduk
"Maaf, bukan tidak sopan aku mendadak pusing dan mual"
"Kau sedang tertekan karena akan menemui kami, itu kami maklum kau sedang hamil" ibu Adam memegang punggung tangan Sean dan mengusapnya
"Apa yabg terjadi pada kalian adalah kesalahan kami, Sean...aku harap kalian bisa kembali bersama dan membicarakan hal ini dengan orang tuamu untuk membahas pernikahan kalian" Sean terdiam mendengar ayah Adam
"Aku....tidak mempunyai orang tua, maaf"
"Itu tidak masalah Sean, jadi kau tenang saja biar kami yang mengurus pernikahan ini kau fokus saja denagn kesehatanmu dan calon cucu kami" Adam tersenyum lebar ia tidak jadi kehilangan Sean dan Sean mengangguk tersenyum.

End

Mpreg Random 2 (End)Dove le storie prendono vita. Scoprilo ora