LM - Bagian 67

650 117 12
                                    

•••

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.



"Kenyataan apa lagi ini?" - Geri

---Last Mission---

Cuaca pagi ini terlihat tak mendukung. Awan yang seharusnya berwarna putih, malah berubah menjadi hitam keabu-abuan. Langit yang seharusnya memancarkan sinarnya, malah tampak redup oleh awan-awam hitam.

Bagi anak usia 17 tahun, pagi hari adalah saatnya untuk bersekolah, namun tidak dengan Geri. Hari ini ia membolos pelajaran guna mendatangi rumah seseorang.

Rumah yang nyatanya tak berpenghuni dan anehnya lagi ... tak dikunci. Mungkin sang pemilik tengah pergi untuk sementara waktu, sehingga rumahnya tak digembok.

Tatapannya mengedar ke sekitar. Memperhatikan setiap ruangan yang berisi banyak sekali foto. Foto seseorang yang sangat ia kenal dan ia rindukan.

"Leya?" Ia bergumam pelan sambil mengangkat salah satu foto tersebut. Diusapnya bingkai foto itu dengan bola mata yang berlinang. Astaga, ia begitu cengeng.

Tak lama ia tersadar. Ini rumah Vena, tapi ... kenapa semua foto yang dipajang di sini adalah foto Leya, kembarannya. Ada yang tak masuk akal.

Ia berkeliling, melihat sekitar dan memperhatikan barang dan suasana yang sangat identik dengan Leya. Pertama, warna. Rumah ini didominasi oleh warna abu-abu dan putih, dan kedua warna itu adalah kesukaaan kembarannya.

Kedua, minuman. Lemari pendingin Vena dipenuhi dengan banyak botol minuman juice orange yang disusun rapi di dalam sana. Bukan hanya itu, isi lemari pendinginnya lebih didomimasi oleh minuman berperisa jeruk daripada cemilan atau bahan makanan.

Ketiga, boneka. Di ruang tamu ada banyak boneka minion's yang berjejer rapi. Mulai dari ukuran paling besar hingga ukuran paling kecil.

Di ruang tamu juga ada lemari kaca yang berisi miniatur kartun kecil berwarna kuning tersebut. Itulah alasan Vena melarang Daniel dan Nathan mendatangi rumahnya saat itu.

Semua barang yang ada di rumah ini mengingatkan Geri pada Leya. Semuanya sangat persis dengan kepribadian gadis itu.

Geri kembali menyusuri ruangan demi ruangan. Tak lama ia berhenti di depan sebuah pintu bertuliskan 'Leya's room'. Alis Geri menaut. Kenapa namanya harus ruangan Leya, bukannya ruangan Vena? Sebenarnya, siapa pemilik rumah ini?

Tangannya bergerak memutar handle pintu dan membukanya dengan lebar. Tak lama bola matanya melebar, kakinya terasa tak bertenaga, hingga tubuhnya meluruh ke lantai.

Ia menutup mulutnya tak percaya dengan penglihatannya barusan. Dengan sekuat tenaga, Geri berdiri dari sikap bersimpuhnya. Ia mendekati tempat tidur tersebut dengan langkah tertatih. Tatapannya tak lepas dari seseorang yang berbaring lemah di atas tempat tidur.

Second Chance: Last Mission (End)Where stories live. Discover now