LM - Bagian 39

643 108 42
                                    

•••

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



"Terbukalah pada sekitar, karena ada beberapa orang yang bisa dipercaya."

---Last Mission---
______________________________

"Mari bermain ... Agnes."

Tubuh Agnes menegang. Aliran darahnya seakan berhenti seketika. Oksigen di sekitarnya pun seakan hilang dibawa angin.

"To-tolong," lirihnya kala melihat dua orang berjalan mendekat ke arah mereka.

Vene melepaskan cengkraman tangannya. Ia dan Nathan langsung menyingkir, memberi jalan bagi kedua orang itu.

Bukannya lega, Agnes malah semakin ketakutan. Dua orang itu adalah Fina dan Daniel. Setahunya, mereka berempat adalah teman, dan tentunya saling mendukung satu sama lain.

"A-apa mau kalian?!" Agnes mencoba memberanikan diri walau kakinya sudah bergetar hebat. Apalagi berada di jarak sedekat ini dengan laki-laki.

Daniel bersedekap dada. "Justru kita yang tanya begitu! Lo maunya apasih?!" Alis gadis itu saling menaut. Tentunya dia bingung.

Kini Fina yang bersedekap dada. "Belakangan lo selalu ngikutin salah satu dari kita. Ngaku lo!" Jari Fina sudah bergerak menunjuk lawan bicaranya.

Dapat dilihat jika Agnes semakin ketakutan. Vena yang melihat itu segera menurunkan tangan Fina. Setidaknya biarkan gadis penakut itu bernapas, walau satu detik.

"Kenapa lo ngikutin kita?" Kali ini Vena yang bertanya, dan sialnya gadis itu malah semakin ketakutan. Dengan senang hati Vena mundur dan memberikan akses untuk Nathan.

Nathan membungkukkann tubuhnya, karena tinggi badan Agnes hanyalah sedadanya. Bahkan tinggi Agnes cukup jauh di bawah Vena.

"Kasih tahu kita alasan lo." Agnes tampak menautkan jari-jarinya. Tak lama ia mendongak. "Untuk apa aku kasih tahu kalau kalian mau bunuh aku?"

Daniel, Nathan dan Fina mengeryitkan alis, lalu tertawa. Ternyata rencana mereka berhasil. "Ya ampun. Kita gak bakal bunuh lo kok," ucap Fina masih dengan tawanya.

"Ja-jadi? Kenapa Nathan sama Ve-vena gayanya seperti pembunuh?" Daniel yang mendengar itu terkikik geli.

"Jadi ...."

"Cepat! Gua gak ada waktu buat lo!"

"Sebenarnya, belakangan ini kayak ada yang ngikutin kita. Lo tahu itu gak?" Vena mengangguk singkat.

Second Chance: Last Mission (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang