LM - Bagian 4

1K 173 279
                                    

•••

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.



"Ketika logika dikalahkan oleh ambisi, maka bersiaplah menanti kehancuran dirimu sendiri."

-Last Mission-
________________________
______________________________

Tangan kekar itu tengah menggenggam sebuah HT dengan sangat erat. Ia menekan tombol PPT, lalu mulai berbicara pada lawannya.

"Daniel di sini."

Beberapa menit tak ada jawaban, lalu sebuah suara mulai terdengar. "Iya. Ada apa?"

Daniel mengarahkan HT-nya ke mulut, lalu berucap. "Target sudah bergerak. Kabarin kalau lo udah liat keberadaan target."

Samar-samar ia mendengar Nathan menggumamkan kata 'ya' lalu sambungan terputus.

Saat ini mereka tengah menjalankan rencana yang Daniel usulkan dua hari yang lalu. Daniel berharap rencana kali ini berhasil dengan sempurna.

HT milik Daniel kembali bersuara. "Target udah di tempat. Lo boleh ke sini, tapi jangan sampai ketahuan."

"Baiklah." Setelah itu sambungan mati. Daniel bergegas pergi sambil sesekali menatap sekeliling. Mewaspadai agar dirinya tak diikuti.

Tanpa ia sadari, daritadi ia diperhatikan. Di gedung Ipa ada seorang gadis tengah berdiri sambil menyunggingkan smirk-nya.

Ya, posisi Daniel berada di gedung Ips, sementara gadis itu di gedung sebrangnya, gedung Ipa.

Dengan langkah santai ia mengikuti Daniel sampai gudang tua yang terletak di belakang asrama.

•••••

"Ada tanda-tanda mecurigakan?" tanya Daniel saat ia sudah tiba di gudang tua tersebut. Nathan menggeleng pelan.

Di depan sana ada Leo-anak kelas sebelas Ips dua-yang tengah linglung mencari keberadaan pacarnya. Tadi ia mendapat pesan dari pacarnya kalau perempuan itu ingin menemuinya di gudang tua belakang asrama.

Tentunya dengan semangat '45 ia langsung datang, namun ia tak mendapati keberadaan sang pacar.

Arrggh!

Sebuah teriakan kesakitan terdengar dari luar gudang. Baik Daniel, Nathan ataupun Leo, ketiganya langsung terlonjak kaget.

Dengan tergesa-gesa Daniel dan Nathan berlari keluar. Mereka meninggalkan Leo sendirian tanpa penjagaannya.

Di sana mereka tak melihat apapun. Tatapan Daniel teralih pada ponsel yang tergantung di sebuah pohon. Dengan tergesa-gesa ia menghampiri ponsel tersebut lalu melihat isinya.

Second Chance: Last Mission (End)Where stories live. Discover now