LM - Bagian 40

660 127 55
                                    

•••

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.



"Dia penuh misteri." -Daniel

---Last Mission---
________________________________

12.00 PM

Laboratorium terletak di gedung Ipa lantai ke-5. Lab ini sudah lama tidak dipakai, karena ada rumor yang mengatakan kalau lab ini angker. Banyak juga penampakan-penampakan tak wajar di tempat itu.

Sesuai rencana tadi, Nathan, Vena, Daniel dan Fina akan mendatangi lab Ipa dan mencari tahu tentang kebenaran info yang diberikan Agnes.

"Jangan-jangan semua ini cuma jebakan." Fina merapat pada Nathan kala suasana semakin terasa mencekam.

Bukan hanya Fina. Daniel pun ikutan merapat pada Nathan. Apalagi mereka sudah berada di lorong yang dekat dengan lab.

Cahaya yang temaram menambah kesan horor lorong tersebut. "Itu pintunya. Kita masuk?"

"Bentar." Suara Vena mengintrupsi pergerakan Nathan. Yakinlah, saat ini mereka semua sudah ingin menangis ketakutan. Lorong ini begitu menyeramkan. Lebih menyeramkan daripada marahnya do'imu.

"Amis. Gua nyium bau darah." Daniel dan Fina langsung tersentak. Mereka berdua semakin merapat demi mengurangi ketakutan masing-masing.

Nathan ikutan mempertajam indra penciumannya, dan benar saja. Di sini bau amis, seperti bau darah.

"KYAAAA!"

Nathan dan Vena langsung tersentak kaget kala mendengar teriakan Fina. Daniel saja sampai melompat ke jauh karena teriakan melengking itu.

"I-itu!" Bukan sampai situ saja. Keterkejutan mereka kembali berlangsung kala sebuah kepala tanpa tubuh ada di dekat kaki Fina.

Gadis itu menutup matanya, dan juga mulutnya dengan kedua tangan. Sungguh, ia tak sanggup.

Dengan perlahan Nathan mendekat, lalu menendang kepala tanpa tubuh itu hingga menambrak dinding lorong. Suara tubrukannya pun terdengar jelas di pendengaran mereka.

"Na-nath ... di-di belakang lo." Daniel menunjuk takut-takut, sementara Vena sudah melebarkan bola matanya.

Nathan yang melihat reaksi Vena, jadi ketakutan. Namun ia mencoba memberanikan diri. Dengan perlahan ia berbalik dan berteriak kaget. Ia langsung merapat pada Daniel kala melihat sebuah mayat dibaringkan di atas kursi yang ada di lorong itu.

Second Chance: Last Mission (End)Where stories live. Discover now