LM - Bagian 66

631 114 12
                                    

•••

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.



"Kuharap ucapanmu bukan khayalan belaka."

---Last Mission---

Setelah pembicaraan dengan Nabila tadi siang, Geri langsung pergi tanpa bertanya, apakah ucapan gadis itu nyata atau hanya khayalan belaka.


Jujur, Geri merasa sangat senang jika kembarannya masih hidup, tapi ia juga takut. Takut kalau Nabila hanya mengelabuinya.

"Leo ... Leya masih hidup."

Ucapan itu terus berputar di pikirannya. Sebenarnya, Geri pun merasakan kebaradaan Leya di sekitarnya, namun mengingat fakta bahwa kembarannya sudah meninggal, membuat ia mendadak tak percaya.

"Lalu kenapa dia gak jumpain gua?"

"Karena dia gak bisa."

Pembicaraan selanjutnya kembali berputar layaknya musik yang mengalun pelan dan menyakitkan. Ia bahkan memukul-mukul kepalanya saking frustasinya.

Nabila tidak menjelaskan maksud kata 'tak bisa' secara gamblang, membuatnya semakin tak paham. Ada banyak maksud dari kata tak bisa. Ada tak bisa karena malu. Tak bisa karena berhalangan. Tak bisa karena belum siap bertemu, atau tak bisa karena sudah lama tak bertegur sapa. Entahlah, Geri tak tahu.

"Dia ada di sekitar lo. Bahkan kalian pernah saling bicara."

Penuturan terakhir Nabila, membuat tubuhnya menegak. Otaknya mulai memutar segala kejadian, mencari di mana ia pernah berbicara dengan kembarannya baru-baru ini. Dan ingatannya berhenti pada satu gadis. Bukan kembarannya, tapi persis seperti kembarannya.

Geri yakin gadis itu tahu sesuatu tentang Leya. Ia akan menemui gadis itu besok, bagaimanapun caranya.

Ah, tidak-tidak. Geri bisa menelponnya sekarang.

Ia meraih ponselnya, mencari nomor seseorang yang tengah menganggu pikirannya. Tak lama ia mendesah frustasi. Sejak kapan ia menyimpan nomor gadis itu?

"Huh, minta sama siapa ya?"

Ia beralih menelpon orang lain, setelah diangkat Geri langsung bertanya tanpa mengucap salam. "Kirim alamat rumah cewek kemarin kalau enggak nomor hpnya."

"Makasih," ucap Geri sambil memutuskan sambungan telepon. Ia melihat alamat yang dikirimkan temannya lalu menghela napas. Ia harap gadis itu punya jawaban dari segala pertanyaan.

Second Chance: Last Mission (End)Where stories live. Discover now