LM - Bagian 47

635 117 30
                                    

Pake keyboard Dvorak, tapi tenang aja

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Pake keyboard Dvorak, tapi tenang aja.
Di translatein kok



"Apa yang lebih menyenangkan, selain melihat orang yang kita sayang mengkhawatirkan kita?"

---Laat Mission---
___________________________________

"Kalau lo mau mati jangan sekarang deh!" Daniel langsung tersentak dengan penuturan Nathan. Ia baru saja berdiri di ambang pintu, namun sudah diberi bentakan seperti itu.

"Lo mau bikin gua mati khawatir gitu?" Dan kali ini Daniel tersenyum. Ia senang jika Nathan mengkhawatirkannya. "Gua cuma dihajar sama orang gak tahu diri."

"Mereka yang gak tahu diri atau lo yang gak sanggup ngelawan?" Daniel mendelik sinis pada orang yang memapahkan sampai sini. Kepalanya terasa sakit kembali, padahal tadi ia sudah baik-baik saja.

"Diam lo alien!" Vena menggedikkan bahunya tak acuh. Ia kembali memapah Daniel dibantu dengan Nathan. Ah, tubuh Vena rasanya ingin remuk. Berat badan Daniel bukan main rupanya.

"Makasih ya, Ven. Harusnya lo biarain aja mati tekapar di tengah jalan," ucap Nathan setelah berhasil mendudukkan Daniel di sofa.

Vena mengangguk singkat. "Gua masih punya rasa peduli." Diliriknya Daniel yang menatapnya dengan raut tak terbaca. "Gua pergi dulu."

Setelah itu Vena keluar dari asrama mereka, dan pergi entah ke mana. Hanya Vena yang tahu ke mana tujuannya sekarang.

"Untung masih idup lo!" sinis Nathan dengan tangan yang menyilang di depan dada. Jangan lupakan tatapannya yang tampak mengintimidasi.

"Teman lagi sakit tuh dilayani, Nath. Bukan diomeli kayak anak kecil." Daniel jelas tak suka. Badannya terasa remuk semua, bahkan rahangnya masih terasa sakit untuk digerakkan.

Nathan berdecih sinis. "Ogah gua ngelayanin manusia keras kepala, bebal dan tempramental kayak lo. Jijay!" Daniel mencibir pelan. Punya teman gak ada akhlak begini bagusnya di tukar tambah ke tukang sampah.

"Badan gua aneh, Nath. Masa pas main tembak air gua bisa berdiri terus lari-lari ngejar dia, tapi setelah itu badan gua sakit la- upss." Ia tersadar akan ucapannya. Bagaimana ini?

"Tembak air? Ngejar dia? Lo abis ngapain aja sebenarnya?!" Nathan langsung mencecarnya dengan banyak pertanyaan, membuat ia rasanya sulit untuk menarik napas.

"Gak ada!" Daniel langsung berdiri, mencoba masuk ke kamar dan mengunci diri agar Nathan tak mencecarnya dengan ribuan pertanyaan lainnya.

Second Chance: Last Mission (End)Where stories live. Discover now