Ia mengangguk singkat. Benar juga, tapi ... gelang itu mirip dengan milik seseorang. Entah Vena yang salah fokus atau Sani yang menyembunyikan sesuatu.

"Coba yang ini!" Fokus Vena langsung teralih karena suara Sani. Gadis itu tampak menggenggam beberapa dress yang tampak cantik.

Oh ayolah! Vena risih memakai dress ataupun pakaian ber-rok seperti itu. Mungkin, jika Sani yang memakainya memang terlihat indah, tapi jika dia? Pasti aneh.

"Enggak deh," tolak Vena sambil melambaikan tangannya. Hal itu membuat Sani semakin kesal. "Pake Vena! Semua cewek makai pakaian begini untuk hari ini."

Akhirnya, Vena mengangguk pasrah. Ia melihat beberapa pakaian tersebut, lalu memilih yang tampak cocok untuk dirinya. Setelah itu pergi ke kamar mandi untuk mengganti baju.

Tak lama ia keluar dengan pakaian yang dipilihnya. Beberapa kali ia berganti baju karena Sani bilang tidak cocok.

Rasanya kepala Vena ingin meledak!

"Wih, ini cocok!" Dan pada akhirnya. Pilihan pertamalah yang terbaik. Dasar Sani!

Vena pergi ke depan kaca sambil memutar tubuhnya. Lumayanlah. Warna pakaiannya pun tak terlalu norak, tapi kalem.

"Ikat dulu rambutnya." Vena mengangguk singkat. Ia duduk membelakangi Sani, membiarkan gadis itu mengikat ataupun menghias rambutnya.

"Cantik gak?" Vena memperhatikan dirinya di dalam cermin lalu tersenyum tipis. "Bagus."

"Yuk kita pergi!"

•••••

Vena dan Sani menghampiri Fina yang sudah berkumpul dengan yang lainnya di parkiran. Fina dan Nabila terlihat cantik dengan pakaian dan gaya rambut mereka.

"VENA!" Nabila dan Fina memekik kala melihat kehadiran Vena. Ini keajaiban! Vena yang tak suka dengan rok malah memakai rok. Bukan hanya Fina dan Nabila. Nathan dan Daniel saja sampai terperangah. Apalagi wajah gadis itu dipoles sedikit make up.

Nabila langsung memutar tubuh Vena ke kanan lalu ke kiri hingga Vena rasanya ingin pingsan. "Udah deh. Kita berangkat sekarang!"

"Pertama kita ke festival ulang tahun mall sweet destiny. Terus malamnya kita ke wahana bermain!" Nathan berucap sedikit keras agar semua yang ada dapat mendengarnya.

"Oke, sama pasangannya masing-masing ya," tutur Nathan dan langsung diangguki oleh yang lainnya.

Fina tampak berlari menuju Geri, namun sayang seribu sayang. Geri lebih memilih dengan Nabila. Sementara Sani dengan pacarnya, Angga. Ah, rupanya gadis itu mengajak pacarnya.

Untuk Vena, ia langsung menaiki motor Nathan dan sisanya Fina menaiki motor Daniel. Lihatlah, wajah gadis itu sudah tertekuk kesal.

Mereka mulai meninggalkan parkiran sekolah yang mulai sepi, karena murid-muridnya sudah menghabiskan waktu di luar kawasan sekolah.

"Gua kasihan liat lo," tutur Vena sambil memajukan wajahnya pada Nathan. Laki-laki itu terdengar menghela napas, kemudian terkekeh. "Ya, mau gimana lagi, Ven? Pengennya sih maju dan dapatin hatinya, tapi apalah daya kala agamanya pun tak ada."

Second Chance: Last Mission (End)Where stories live. Discover now