26. Hearty Talk

10.4K 1.8K 67
                                    

Sally mengintip dari peephole di pintunya, lalu buru-buru membuka pintunya untuk menyambut siapa yang datang

¡Ay! Esta imagen no sigue nuestras pautas de contenido. Para continuar la publicación, intente quitarla o subir otra.

Sally mengintip dari peephole di pintunya, lalu buru-buru membuka pintunya untuk menyambut siapa yang datang. Meski mendadak, ia tidak keberatan sama sekali menghabiskan waktu dengan tamunya. Maia berdiri di balik pintu sambil membawa kantong plastik besar. "Haaai!" serunya ketika wajah Sally muncul menyambutnya.

"Maii, huhu makasih..." cicit Sally ketika Maia mengayun-ayunkan kantong di tangannya.

"Eh, gue aja yang bawa, sush! Lo masuk aja masuuk!" Maia memutar bahu Sally agar langsung masuk.

"Macet pasti tadi, Mai?"

"Euh, Jakarta kapan sih nggak macet?? Kalo bisa terbang, gue mau deh tuh!"

"Tapi debu loh, kalo misalnya bisa terbang pun? Bener nggak sih?"

Maia menyengir, sambil mulai menyusun buah-buahan bawaannya ke kulkas. "Yeaah ... tapi kan bisa pake helm!"

"Haha! Aneh banget bayanginnya sih, lo terbang pake helm! Kayak Iron Man gitu!"

"Sal, Iron Man kalo idup di Jakarta, hal pertama yang dia lakuin pasti ngebersihin polusi dulu, baru lawan monster dan sebangsanya itu!"

"Hahaha!" Sally terbahak-bahak di sofa. "Bener sih... lama-lama dia nggak jadi avengers lagi, jadi caleg, Mai."

Maia tertawa keras, selagi melipat kantong plastiknya menjadi segitiga mungil, dan menyimpannya di taplak sisi kulkas. Sambil tersenyum ia berjalan cepat menuju sofa, dan menghenyakkan diri di samping Sally yang sedang menonton. "Dedek, udah mamam beluum?" tanya Maia kepada perut Sally.

Sally mengangguk-angguk sambil mengelus perutnya. "Udaaah, Tantee!"

"Cepet gedee dong, kan Tante pengen gendoong!" bisik Maia.

"Jangan cepet-cepet Tante, santai ajaaa..." balas Sally dengan suara kecil.

Maia pun ikut mengelus-elus perut Sally, dengan ekspresi gemas. "Sal, nanti cewek apa cowok ya dedeknya?"

"Nanti kalo usg lagi baru kelihatan jelas, deh..."

Maia mendongak sambil mengerucutkan bibirnya. "Pengen dedeknya cewek, jadi bisa aku beliin baju lucu-lucu, bisa didandanin gitu! Gemess gak sih kalo anak cewek?"

Sally tersenyum malu. "Iya gemes, tapi sama aja kok cewek cowok gemesin, namanya anak kecil..."

"Kalo lo pengennya apa?"

"Hmm, terserah yang penting sehat!"

"Aaah boong, pasti ada kan, hati kecil lo pengen jenis kelamin tertentu? Kalo cewek kan nanti bisa nemenin lo gitu ga sih, belanja bareng, gosip bareng?"

Sally menerawang ke langit-langit dan mengesah pelan. "Anak cewek lebih susah nggak sih Mai, jaganya?"

Maia menggigit kukunya, menyesal bertanya hal seperti itu. Dan kata berikutnya tertahan di ujung lidahnya karena tidak ingin pembahasan ini menjadi layu.

ElevateDonde viven las historias. Descúbrelo ahora