15. A Family Feud

11.1K 1.9K 233
                                    

"Jadi ternyata lo udah tahu?" cecar Wisnu

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Jadi ternyata lo udah tahu?" cecar Wisnu. Kedua tangannya menekan meja kerja Maia.

Lelaki itu dengan cueknya mampir ke kantor Maia karena kebetulan ada meeting di daerah Kuningan. Sedangkan gara-gara itu, jantung Maia kelojotan karena takut Rahmat Marwoto akan lewat depan ruangannya sambil menenteng tangga lipat, misalnya?

Andai dibandingkan dengan putihnya ubin, mungkin wajah Maia sudah mirip piasnya ubin. Sialan memang Wisnu ini, tak pernah terduga apa tindak tanduknya. Hobi sekali membuat Maia atur strategi dadakan.

"Tahu apaan?" Maia mengulur waktu, meraih ponsel dengan santai. Jemari lentiknya mengetik secepat ia bisa, untuk menginformasikan posisi Wisnu pada Rahmat. Berdoa dalam diam, agar si teknisi ngeyel itu tidak membangkang, sekali ini.

"Soal Sally, lah! Apalagi?" Wisnu berdecak.

"Kenapa tuh?" Maia masih pura-pura tidak tertarik. Sementara melihat pesannya hanya di-read oleh Rahmat.

Bales kek, elaaah ....

Maia tanpa sadar menggigiti kukunya karena menunggu tanda typing menyala, tapi ternyata tidak terjadi selama beberapa detik kemudian. Oke, setidaknya pesannya dibaca. Lebih baik daripada tidak ada hasil sama sekali. Gadis itu pun membalik ponselnya di atas meja, agar Wisnu tidak bisa melihat layarnya. Mana tahu Rahmat nanti membalas, Maia tidak boleh lengah di depan Wisnu barang sedikit pun.

"Gue udah ketemu sama dia, dan gue udah tahu semuanya. Jadi, stop belaga nggak tahu apa-apa, Mai. I know you knew," jelas Wisnu.

Maia tersenyum kaku. Sedikit banyak merasa lega karena biang keladinya sudah paham salahnya di mana, dan tahu kebenarannya. "Good, then!"

Wisnu memicing, merasa respon Maia begitu janggal. "Bener, jadi itu alesan lo nggak mau tunangan sama gue? Karena Sally? Kenapa mesti kayak gini caranya, Mai? Bisa kan lo ngomong baik-baik sama gue. Nggak perlu bikin orangtua kita juga syok? We're all adults, we should have handled this situation like one!"

Maia memundurkan wajahnya. "Bentar, bentar! Bukan gara-gara itu kok! Lo nggak bilang sama Sally semua ini gara-gara dia, kan?!"

Wisnu menggeleng. "Enggak lah, gila aja!"

"Nah yaudah sih, selesai kan? Gak ada masalah dong sama gue? Kan gue nggak mau, karena yaa ... gue sayangnya sama Matt!" ujar Maia, tanpa sadar menggaruk pangkal hidungnya.

Wisnu bergeming, memerhatikan Maia yang kini melirik-lirik ponselnya yang tergeletak terbalik di meja. Gadis itu berusaha mengatur air wajahnya setenang mungkin.

"Lo ... nggak sewa gigolo kan, demi jadi businessman jejadian terus dateng ke acara keluarga kemaren?" tembak Wisnu tiba-tiba.

"WHAT?" Maia mengernyitkan wajahnya dengan jijik. "Watch your mouth, will you?!"

ElevateWhere stories live. Discover now