39. Diam seribu bahasa

2.1K 252 13
                                    


Di perjalanan pulang menuju kekaisaran XIAO. Yihua memisahkan diri dari rombongan xiao setelah pagi ini mereka memutuskan untuk kembali dan pergi dari penginapan dalam sekali menginap.

Entah kemana pun Yihua pergi, xiao juga tidak peduli, yang terpenting sekarang adalah dia harus segera sampai di kekaisaran sebelum pangeran Yuan dan sebelum istana gempar karena menyadari keberadaannya yang tiba-tiba tidak ada di istana.

Xiao belum memikirkan sedikitpun alasan jika mereka sudah sampai di sana dan jika dia sampai kepergok oleh orang-orang istana keluar tanpa meminta izin ataupun sekedar memberitahu kaisar.

Apa yang akan dia katakan sebagai alasan nanti, akan dia pikirkan saat hal itu benar-benar terjadi , kata-katanya akan keluar dengan mulus saat dirinya berada di dalam keadaan yang mengkhawatirkan.

Dan tenang lah, bukan kah xiao ahli dalam hal ini.

Menyembuhkan wajah dan bermain drama.

Sesuai perhitungan, xiao pasti akan sampai saat tengah malam dan pastinya orang-orang istana sudah banyak yang terlelap, dan saat itulah waktu yang tepat bagi xiao untuk menyelinap menuju pavilium nya tanpa harus membuang energi untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan tidak penting.

"Kenapa malam ini bulan sangat terang dan merah? Apakah sedang gerhana bulan?" Gerutu xiao ditengah perjalanan nya saat menyadari bahwa malam ini bulan sedang berbeda "Ah! Super blood moon!!" Teriak xiao girang dan secara tiba-tiba menghentikan kudanya.

Teriakan nyalang xiao pun membuat ketiga bawahannya ikut menghentikan langkah kuda dan menatap bingung pada junjungan mereka.

Melihat xiao menatap ke arah langit dengan senyum manis lebar menawannya membuat ketiganya ikut memperhatikan arah pandangan xiao. Sebenarnya apa yang putri huanran lihat hingga bisa membuatnya tersenyum lebar seperti itu? Senyum indah yang belum pernah mereka lihat sebelumnya dari bibir putri huanran, senyum bebas seperti tidak memiliki beban pikiran maupun beban hidup padahal mereka tahu bagaimana hidup putri huanran selama ini.

Namun berbeda dengan ekspresi bahagia xiao. ekspresi Kaili , Chyou dan Hongli sangat berlawanan arah, mata mereka melebar dan kening bertaut dengan wajah terkejut.

Xiao yang sedang asik menikmati keindahan alam yang sangat jarang terjadi itu terganggu oleh suara Kaili yang tiba-tiba.

"Buruk!, Hal buruk..... Iblis akan berdatangan!. Nona kita harus bersembunyi dari iblis dan naga yang akan menghancurkan manusia setelah menelan bulan..."

Xiao yang tidak mengerti apa maksud dari perkataan Kaili pun membalikkan kepalanya melirik ke arah Kaili yang berada di atas kuda bersama Chyou di belakangnya yang mengendalikan kuda itu. Menyadari itu xiao sedikit ternganga, sejak kapan Chyou duduk sedekat itu sambil menggenggam tangan Kaili yang menggenggam tali kuda, mereka tidak berjarak!

"sengaja ingin membuat jiwa jomblo ku meronta-ronta huh?" gumam xiao pelan dengan bibir cemberut dan seketika melupakan niat awalnya, jika tahu begini dia tidak akan melirik ke belakang.

Kaili yang merasa tidak mendapat tanggapan dari nonanya pun segera melepaskan genggamannya pada tali kuda yang otomatis tangan Chyou pun juga lepas dari tangannya, Kaili turun dari kuda dengan ekspresi serius.

"Pelan pelan" ucap Chyao pada Kaili yang turun dari kuda dengan tergesa-gesa , Namun Kaili tidak mendengarkannya dan langsung menghampiri xiao yang masih berada di atas kuda.

Melihat Kaili menghampirinya xiao pun dengan tenang turun dari kuda, "Apa?"

"Nona kita harus segera menemukan sebuah rumah untuk bersembunyi" jawab Kaili dengan nada khawatir dan di angguki oleh Hongli dan Chyou yang entah sejak kapan sudah berada di dekat mereka.

🪓 PSIKOPAT WOMAN thrown BACK IN TIMEWhere stories live. Discover now