ツ|Chapter 40

75.3K 15.7K 7.6K
                                    

sᴇʟᴀᴍᴀᴛ ᴍᴇᴍʙᴀᴄᴀ
ᴊᴀɴɢᴀɴ ʟᴜᴘᴀ
ᴠᴏᴛᴇ , ᴄᴏᴍᴍᴇɴᴛ , ғᴏʟʟᴏᴡ

MAKASIH 1M READS!
SAYANG KALIAN BANYAK-BANYAK

Anya mendengus kesal. Kemana lagi anak sialan itu? Tidak mungkin Zahra kabur, kan?

Ditelepon juga tidak tersambung. Pak Paus sudah keliling sekolah mencari bahkan menanyakan beberapa guru, tetap saja tidak ditemukan.

Dia enggak mungkin kabur, batin Anya.

Anya tidak memberitahu hilangnya Zahra pada Nathan. Ia merasa Nathan tidak perlu tau hal seperti itu. Anya yakin kalau Nathan tau, pasti Nathan akan heboh dan tak lama kemudian akan ada banyak orang yang tau kondisi keluarga mereka sekarang.

Saat Nathan bertanya ke mana Zahra. Anya hanya menjawab kalau Zahra nginap di rumah temannya.

Apa aku ke sekolahnya saja? Tanya Anya dalam hati.

Anya menggeleng. Kalau sekolah tau akan hilangnya Zahra. Sudah pasti lambat laun kondisi ekonomi keluarga mereka sekarang juga akan terbongkar.

Anya tidak mau hal seperti itu terjadi. Lebih baik Anya diam saja. Anya akan berkata pada pihak sekolah kalau Zahra sedang ada urusan keluarga di luar negeri.

Iya. Aku tidak boleh membiarkan orang-orang tau, Zahra pasti akan kembali nantinya.

Anya menatap cerminan dirinya di cermin. Ia tersenyum miring.

Tidak apa. Jika Zahra kabur sementara. Zahra tetap tidak mungkin melaporkan tindakan-tindakan kekerasan yang selama ini Anya lakukan.

Zahra tau mana yang benar dan mana yang salah. Anya sendiri selalu Zahra anggap benar. Selalu.

Anya adalah malaikat penolong bagi Zahra. Anya tau itu. Zahra akan selalu menuruti Anya. Perilaku keras Anya bahkan Zahra anggap biasa-biasa saja.

Yang aku lakukan padanya tidak terlalu parah, bukan?

Aku adalah penolongnya.

Aku yang membawa dia pergi dari tempat gelap itu...

Anya yakin dirinya Zahra pandang baik. Lebih baik dari orang-orang yang dulu mengelilingi hidup Zahra.

"Anya, tenang... Zahra tidak mungkin kabur atau bahkan mengecewakanmu..." Anya bergumam pada pantulannya di cermin.

"Anya... Sekarang kamu hanya perlu fokus mencari pria lain. Nathan sudah tidak berguna, bukan?" tanya Anya pada pantulan dirinya sendiri.

"Dan lupakan soal Zahra. Pikirkan soal uang, Anya."

Anya sudah lelah bersusah-susah dengan Nathan. Kondisi ekonomi Nathan tidak terlihat akan membaik di waktu dekat.

Anya malas menunggu. Ia akan kembali seperti dulu, mencari pria kaya untuk ia kuras uangnya.

Inilah hidup Anya. Uang adalah segalanya baginya.

Seorang remaja berpakaian simpel berlari kesana-kemari. Mengejar kupu-kupu yang ada di halaman belakang rumah besar tersebut.

Indigo Tapi Penakut | ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang