ツ|Chapter 4

140K 23.5K 1.9K
                                    

sᴇʟᴀᴍᴀᴛ ᴍᴇᴍʙᴀᴄᴀ
ᴊᴀɴɢᴀɴ ʟᴜᴘᴀ
ᴠᴏᴛᴇ , ᴄᴏᴍᴍᴇɴᴛ , ғᴏʟʟᴏᴡ

Setelah kejadian itu. Ghevan menjadi pendiam. Axel dilanda rasa penasaran dan khawatir. Sedangkan Eros senyam-senyum tidak jelas akibat mendapat restu.

Valetta? Perempuan itu duduk di pojok kelas sendirian. Ia fokus mendengarkan penjelasan guru, tidak mempedulikan beberapa lirikan yang diberi oleh siswa siswi kelasnya.

Selama pelajaran pertama dan kedua, Axel dilanda oleh kebingungan. Kelasnya tiba-tiba bersih dari para hantu, membuat Axel sedikit was-was.

Axel tidak tau kalau semalam juga kelasnya bersih saat ada si anak baru, maklum dia kemarin tidur nyenyak.

Apa ini yang orang-orang sebut calm before the storm? (Tenang sebelum badai.)

Apa bos para hantu itu sedang bersembunyi dan akan muncul nanti secara tiba-tiba?

Bukannya menjadi tenang, Axel malah semakin tidak tenang. Pikirannya kenapa enggak bisa dibawa positif sih!?

Jadinya, dari awal pembelajaran hingga akhir, mata Axel terbuka lebar berjaga-jaga. Paranoid.

Saat bel istirahat berbunyi, Valetta langsung keluar dari kelas begitu juga dengan murid-murid lainnya. Kecuali Axel, Ghevan dan Eros.

"Lo napa sih, Van?" tanya Eros, dari tadi pagi Ghevan diam aja.

"Biasalah, soal Lexa." Ghevan mengacak-acak rambutnya.

Ghevan sudah kenal Lexa dari kelas 2 SMP, pernah sekelas sebelum tiba-tiba Lexa pindah sekolah. Tapi memang sepertinya mereka ditakdirkan untuk bertemu lagi.

Ghevan dan Lexa dipertemukan di SMA ini, awalnya Ghevan sempat kaget karena perubahan sikap dan fisik Lexa. Tapi Ghevan lebih fokus dengan perubahan sifat Lexa.

Padahal Ghevan dan Lexa dulu sangatlah dekat, Ghevan juga dengar-dengar kalau Lexa pernah menyukainya, tapi sekarang? setiap bertemu Ghevan, Lexa selalu terlihat malas dan tidak peduli. Justru Ghevan ditolak mentah-mentah.

"Gue sebenarnya salah apa, sih?" gumam Ghevan.

"Lo? Coba deh diingat-ingat, mungkin lo pernah nyakitin Lexa?" ujar Eros.

"Gue udah berusaha ngingat tapi tetap aja gak tau, gue mau bilang maaf tapi guenya sendiri enggak tau salah apa, jadi kayak enggak niat minta maaf gitu..."

Dan dimulailah sesi curhat antara Ghevan dan Eros. Axel? Dia sudah berkeringat dingin sekarang.

Kenapa? Karena kelas yang tadinya bersih dari para hantu tadi sudah dipenuhi oleh banyak dari mereka.

"Ini kelas cucunya Ratu?"

"Iya, tadi aku ada ngintip, serem banget, aku lihat dia udah dipenuhin sama auranya Ratu, takut kalau Ratu datang pas kita dekat-dekat..."

Ratu?

Wajah Axel memucat. Ternyata benar dugaannya, di sekolah ini ada bos hantu.

"Kayaknya kita harus minggat dari sekolah ini deh gaes! Takutnya tanpa sadar kita malah nantang Ratu," ujar perempuan belatung yang sangat dikenal Axel.

"Sebenarnya ngapain sih kita takut sama manusia?"

Manusia? Yang mereka takutin itu manusia?

Indigo Tapi Penakut | ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang