ツ|Chapter 5

139K 22.9K 1.1K
                                    

sᴇʟᴀᴍᴀᴛ ᴍᴇᴍʙᴀᴄᴀ
ᴊᴀɴɢᴀɴ ʟᴜᴘᴀ
ᴠᴏᴛᴇ , ᴄᴏᴍᴍᴇɴᴛ , ғᴏʟʟᴏᴡ

Valetta, perempuan berbadan bak model dan berwajah cantik itu menjadi pusat perhatian kafe Afrolietta, sebuah kafe milik Vancia yang namanya terinspirasi dari nama Valetta.

Sejak pindah ke kota ini, Valetta banyak menghabiskan waktu di kafe Afrolietta. Jika tidak di kafe, Valetta biasanya ada di butik Va Rose atau di rumah.

Lexa dan Shavira duduk di kursi yang ada di pojok kafe. Mereka menikmati camilan di depan mereka sembari mendengarkan suara Valetta.

Tiba-tiba handphone Shavira berbunyi tanda panggilan masuk, yang menelepon adalah Eros.

"Halo?"

"Kamu di mana?"

"Di kafe Afrolietta sama yang lain, kenapa?"

"Hm... Aku ke sana, boleh?"

"Boleh-boleh aja, tapi buat apa?"

"Kamu tunggu di sana, sekitar lima menit aku bakal sampai."

"Eh? Tapi buat apa, sih? Bukannya kamu baru selesai latihan band? Apa enggak capek?"

"Aku kangen. Kamu tunggu aja di sana, aku udah di jalan."

Tutt...

Shavira melirik handphone nya lalu tersenyum. Tentu senyuman itu tak lolos dari mata Lexa.

"Siapa?" tanya Lexa.

"Eros..."

"Kalian udah jadian?"

Shavira menggeleng.

"Kok belum?"

Shavira memainkan jari-jarinya dan tertawa kecil, "Soalnya Eros bilang langsung mau nikah aja, nanti lulus SMA, Eros bakal langsung kerja di perusahaan ayahnya, kalau udah stabil dia bakal ngelamar gue."

"Lo percaya?"

"Iya, karena yang ngomong itu Eros, dan minggu ini dia bakal ke rumah gue buat ketemu sama mama papa," ujar Shavira. Lexa mengangguk paham, karena memang mau dilihat dari sisi manapun, Eros sangatlah mesra dengan Shavira, melebihi mesra mereka yang berpacaran.

"Jadi, kenapa dia nelepon?"

"Siapa nelepon?" Valetta memposisikan dirinya di depan Shavira dan Lexa.

"Eh, udah selesai nyanyi?" tanya Shavira, ia tak sadar kalau Valetta sudah berhenti bernyanyi beberapa detik yang lalu.

"Hm, udah selesai dari tadi."

"Ohh... Tadi Eros yang nelepon, dia mau datang ke sini, bentar lagi seharusnya sampai," jelas Shavira.

Valetta mengangguk, "Lo dari kapan kenal dia?"

"Sejak kelas 1 SMA, tapi dia bilang kalau dia udah kenal gue sejak gue kelas 6 SD, tapi gue gak ingat."

Valetta kembali mengangguk. Eros aman. Valetta kini menoleh ke arah Lexa, "Gimana Ghevan?"

Lexa tersenyum, "Clear."

"Cerita," titah Valetta menyesap lemon tea di hadapannya.

Indigo Tapi Penakut | ENDWhere stories live. Discover now