ツ|Chapter 38

75.9K 16.4K 6.3K
                                    

sᴇʟᴀᴍᴀᴛ ᴍᴇᴍʙᴀᴄᴀ
ᴊᴀɴɢᴀɴ ʟᴜᴘᴀ
ᴠᴏᴛᴇ , ᴄᴏᴍᴍᴇɴᴛ , ғᴏʟʟᴏᴡ

Mari absen di sini:
Jam berapa baca?

Axel, Valetta dan Zahra.

Tiga manusia itu berdiri melingkar di parkiran. Saling menghadap satu sama lain.

Axel memperhatikan Valetta. Zahra memperhatian Axel. Sedangkan Valetta memperhatikan Zahra.

Kenapa Valetta lihatin Zahra terus sih? Gerutu Axel dalam hati.

Lihat ke gue Ax! Pekik Zahra dalam hati.

Pengen gue suruh angkat bajunya sikit biar gue bisa lihat lukanya, aish... Gini malah buat gue penasaran! Seru Valetta dalam hati.

"Val—"

"Kak—"

"Zah—"

Secara bersamaan mereka bertiga bersuara. Sontak Axel menatap Zahra tajam, Zahra menatap Valetta tajam dan Valetta menatap Axel tajam.

Serentak juga mereka menghela napas panjang. Entah sampai kapan kekompakan ini akan berlangsung.

"Valetta du—"

"Kak Ax—"

"Zahra a—"

Dan semuanya diam dengan kepala tertunduk.

"Axel, lo sana dulu, gue mau ngomong sama Zahra." Valetta berbicara cepat karena tidak mau ada yang menyelip lagi.

Axel mengernyitkan dahinya. "Gak mau."

"Nanti gue kasih satu permintaan kalau lo nurut sekarang," ujar Valetta dan langsung diiyakan oleh Axel.

Axel melangkah pergi, pelan-pelan. Zahra ingin sekali kabur, tapi tangannya ditahan oleh Valetta.

"Gue mau ngomong sama lo."

"Tapi gue gak mau!"

"Lo sepupu Nikol, kan?"

"Memang kenapa? Lepasin, ih!" Zahra memberontak tapi tak mempan.

"Lo suka sama Axel?"

Zahra mengangguk kuat. "Lepasin! Sakit tau!"

Zahra berbohong. Genggaman Valetta tidaklah terlalu kuat. Walaupun sulit dilepas, setidaknya tidak semenyakitkan saat Anya yang menggenggam.

"Jawab pertanyaan gue, lo suka sama Axel?" tanya Valetta lagi seraya melonggarkan genggamannya dan tetap memastikan Zahra tidak dapat kabur darinya.

"Iya gue suka sama Axel! Masalah!?"

Valetta berusaha untuk tidak hilang kendali. Tentu masalah untuknya jika Zahra suka dengan Axel lalu terus mengganggu hubungan Valetta dan Axel.

"Lo tau, kan, kalau gue itu pacar Axel?"

Zahra terdiam sejenak. Ternyata informasi yang dikatakan oleh pengikut-pengikutnya itu benar, bukan hanya sekedar rumor.

"T-terus kenapa? Gue gak bakal nyerah walaupun dia udah ada pacar!" seru Zahra.

Valetta memperhatikan sekitarnya. Setelah itu ia menarik Zahra menuju toilet yang paling jarang didatangi murid-murid karena memang lokasi toilet tersebut dikelilingi oleh banyak pepohonan dan lumayan gelap. Jadi, tidak jarang rumor-rumor berbau mistis mengenai lokasi tersebut beredar.

Indigo Tapi Penakut | ENDWhere stories live. Discover now