sᴇʟᴀᴍᴀᴛ ᴍᴇᴍʙᴀᴄᴀ
ᴊᴀɴɢᴀɴ ʟᴜᴘᴀ
ᴠᴏᴛᴇ , ᴄᴏᴍᴍᴇɴᴛ , ғᴏʟʟᴏᴡSURPRISE!
#authorbaik part yang kesekian
ツ
"Gue serius, Zahra. Lo di mata gue enggak bener, bahkan keluarga lo enggak bener. Gue rasa bantuan lo itu enggak menguntungkan bagi gue."
Zahra menunjukkan raut wajah tak suka dan langsung membalas ucapan Nikol tanpa sopan. "Lo jangan jelekin keluarga gue! Lo boleh bilang gue gak bener, tapi jangan bilang keluarga gue gak bener!"
Nikol tidak mempedulikan wajahnya yang sudah sakit-sakitan karena tonjokan Axel tadi, ia tertawa hambar.
"Zahra. Mama lo itu toxic tau gak? Lo udah gue bilang ikut sama keluarga gue, ngeyel!" seru Nikol.
Kesabaran Zahra habis. Zahra menampar wajah yang sudah lebam itu. "JANGAN JELEKIN MAMA GUE! DIA ITU GAK TOXIC!"
Nikol meringis kesakitan, "GAK TOXIC LO BILANG? LO KIRA GUE GAK TAU KALAU DIA ITU SUKA MAIN TANGAN?"
Zahra terdiam lalu menggeleng cepat. "Mama gue cuman ngedidik gue! Jangan buat kesalahpahaman!"
Nikol tak tau lagi harus berkata apa. Sepupunya yang satu ini memanglah menyebalkan dan keras kepala.
"Lo enggak suka sama Axel, kan? Gue yakin lo suka sama dia karena Mama lo. Iya, k-"
"DIAM! GUE SUKA, KOK, SAMA AXEL! KENAPA LO SELALU NUDUH MAMA GUE YANG ENGGAK-ENGGAK!?" potong Zahra emosi.
"GUE ENGGAK NUDUH! GUE UDAH PERNAH LIHAT LO LUKA-LUKA!"
Mata Nikol membesar penuh amarah. "LO TAU SIAPA YANG BAWA LO KE RUMAH SAKIT BEBERAPA TAHUN YANG LALU PAS LO TERBUJUR DI LANTAI DENGAN KEPALA YANG BERDARAH!? GUE!"
YOU ARE READING
Indigo Tapi Penakut | END
Teen Fiction"Gue jadi ekor lo, boleh?" - Axelleon Kastileo. *** Axel itu seorang indigo, tapi dia penakut. Setiap hari Axel harus olahraga jantung dan menangis di dalam hati. Untung saja dirinya sudah terlatih untuk b...