Bagian Tiga Puluh Satu

19.1K 2.3K 50
                                    

• A Y N A •

Hal pertama yang kulakukan begitu menjejakkan kaki di kota Dublin, Irlandia pada sore hari di pertengahan bulan Juli ini adalah, duduk berdua di bawah monumen O'connell bersama koper carry-on yang bersandar cantik di kursi yang sedang kududuki. Monumen O'connell sendiri adalah monumen yang dibangun untuk mengenang Daniel O'connell, seorang tokoh nasionalis Irlandia pada abad ke-19.

Terletak di O'connell street—jalan yang berada di pusat kota Dublin dan membentang ke Utara dari sungai Liffey, ada dua jalur Luas di kedua sisi jalur utamanya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Terletak di O'connell streetjalan yang berada di pusat kota Dublin dan membentang ke Utara dari sungai Liffey, ada dua jalur Luas di kedua sisi jalur utamanya. Luas sendiri adalah tram dalam kota Dublin.

Tidak ada yang kulakukan. Hanya duduk diam selama 30 menit sambil memandangi orang-orang yang sibuk berlalu lalang. Diam-diam aku bergumam penuh takjub dalam hati, bukan hanya karena keindahan bangunan-bangunan bersejarah disekelilingku yang masih tetap dipertahankan bentuk aslinya, namun juga pada diriku sendiri, karena untuk pertama kalinya aku traveling seorang diri meskipun harus berbohong pada Oma.

Oke, untuk yang satu itu kuakui memang sangat tidak patut ditiru. Tapi, kalau aku mengatakan kemana tujuanku sebenarnya Oma pasti akan curiga ada sesuatu yang tidak beres, cuz i don't want anyone to know, setidaknya untuk saat ini. Selain itu, untuk pertama kalinya selama bertahun-tahun kartu yang ayah berikan akhirnya berguna untuk mengakomodasi segala keperluanku selama disini, meskipun aku pernah berjanji pada diriku sendiri untuk tidak akan pernah memakainya. Yeah, people can change.

Aku menghirup udara dalam-dalam, memenuhi paru-paruku dengan udara dingin kota Dublin meskipun bulan ini sudah masuk musim panas. Aku yang terbiasa menghadapi suhu 30°C di Indonesia harus mengenakan jaket cukup tebal untuk menghadapi musim panas Irlandia yang hanya berada di titik 20°C. Bisa dibayangkan betapa dinginnya suhu 20° itu untuk orang-orang yang terbiasa dengan suhu panas sepertiku.

Semakin sore, orang-orang yang berlalu lalang semakin ramai saja. Akhirnya kuputuskan untuk berjalan kaki menuju O'connell bridge, sambil menyeret koper aku menyeberangi jalanan utama yang cukup ramai dengan pejalan kaki sepertiku. Begitu tiba di jembatan, pemandangan sungai Liffey langsung terpampang di depan mataku.

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Quarter Life CriShit [TAMAT]Where stories live. Discover now