Bagian Tiga Puluh Tiga

3.9K 488 20
                                    






Sean menyetir mobil nya dengan sangat santai, jam sudah menunjukkan pukul 11 malam dimana jalanan sudah sedikit sepi. Dia baru saja disuruh Varo, untuk membelikan Rara sate ayam yang ada di dekat sekolahnya, jika saja bukan Rara yang meminta, ia lebih baik melanjutkan Videocall nya bersama Naya tadi.

"Eh apaan tuh?" Beo Sean ketika melihat sekelompok berpakaian hitam seperti preman sekitar 3 orang sedang mengerubungi sesuatu.

Sean yang berbaik hati pun memilih berhenti dan ingin menolong seseorang yang sedang diganggu oleh preman tadi, setelah memastikan mobil nya terkunci rapat, ia memasukkan kuncinya ke dalam jaket lalu menreslating saku jaketnya agar kuncinya tak jatuh.

Lalu berlari bagaikan Naruto menerjang salah satu preman disana dengan tendangan ala Sean, yaitu tendangan di bokong preman tadi, biar tepos.

"Heh bocah cungkring! Kurang ajar lo" Ucap preman berkepala bundar dengan kulit kepala yang kinclong mengkilau seperti lampu LED.

"Makanya jangan gan—" Sean tak melanjutkan ucapannya ketika melihat korban yang diganggu preman tadi, siapa sangka jika itu adalah kekasihnya? Si Naya!

"Astaga Naya! Lo ngapain disini?!" Tanya Sean memegangi kedua bahu Naya, meneliti apakah Naya baik-baik saja atau tidak.

"Gak apa-apa ehe" Cengir Naya sambil memeluk Sean, mencoba meredamkan amarah kekasihnya itu agar tak mengomel padanya.

"Lo utang cerita sama gue!" Tegas Sean sambil melepas pelukan mereka lalu menyembunyikan Naya di belakangnya, dan menghadap preman yang sedang menatapnya dengan tatapan remeh.

"Ape lo lihat-lihat gue? Iri karena gue ganteng? Dasar aki-aki, udah tua seharusnya cari pahala, bukan tebar dosa. Masuk neraka, di goreng Allah gua mampusin" Ejek Sean sengaja memancing emosi para preman tadi, tiga pria berkepala plontos tanpa sebiji rambut itu menunjukkan muka marahnya.

"Gak usah jadi ustadz deh loh!" Tunjuk salah satu preman sambil mendengus remeh.

"Masih untung gue ingetin, punya hp gak?" tanya Sean sambil mengangkat alisnya.

"Punya lah, Lo kata gue miskin apa?!"

"Coba buku YouTube" Suruh Sean.

"Lah ngapain? Oh lo mau ngajak gua nobar anu kan?!" Tuding salah satu preman diikuti tawa ejek mereka, Sean menggeleng miris lalu mengusap dadanya sambil membaca kalimat istighfar.

"Tobat deh, udah tua. Buka YouTube terus tulis di kolom pencarian, tulis 'siksa neraka dan kubur' gitu" Ucap Sean menyuruh-nyuruh tiga preman tadi, dan ajaib nya dan bodohnya para preman menuruti apa yang Sean katakan.

"Anjir serem amat"

"Woy dicemplungin ke air api!"

"Astaghfirullah, dosa gue banyak banget selama ini. Ternyata gini siksa neraka, ampuni hamba ya Allah"

"Heh itu di apain titid nya?!"

"Itu katanya karena kebanyakan zina, kebanyakan masukin lobang cewe" Jelas Sean sambil mundur sedikit demi sedikit mendekati mobilnya, membiarkan para preman tadi fokus pada tontonan mereka.

"Oh gitu" Beo para preman tadi masih fokus, sesekali meringis ketika melihat kejamnya di akhirat nanti.

"Sean" panggil Naya sedikit berbisik, Sean mengisyaratkan untuk diam, Naya diam tapi gerakannya seperti gelisah.

Sean menutup pintu mobil nya dengan pelan namun sudah pasti rapat, lalu menyalakan mobilnya dan berteriak kepada preman tadi.

"Bang gue pamit ya! Moga habis nonton lo pada tobat!"

"Okelah taratengkyuu!!" Jawab preman tadi tanpa menoleh dan mengacungkan jempol.

Sean melaju begitu saja bersama mobilnya dan Naya, lalu dia tertawa keras membayangkan betapa bodoh dan polosnya para preman tadi. Mau-mau saja dia suruh, ah tapi dia bersyukur juga, dia bisa membantu para preman tadi kembali ke jalan yang benar.

Tetapi...

"Eh kok aneh?" Tanya salah satu preman lalu kedua temannya menoleh lalu mengangguk, setelah sadar mereka melotot dan mengedarkan pandangannya.

"Wah kurang ajar, kita ditipu sama bocah ingusan"

"Udahlah biarin" Malas salah satu preman tadi sambil memasukkan ponselnya.

"Kuy ke club" ajak pria dengan kumis aduhai.

"Mau lo titidnya disiksa kayak di yutub tadi?"

"Astaghfirullah lupa gue, yok ke masjid saja. Kita belum sholat shubuh, dzuhur, ashar, Maghrib sama Isya deh"

"LO KAN SETAN MAKANYA KAGA PERNAH SHOLAT GOBLOK!"

"Makanya skuy bertobat"

****

"Lo ngapain di luar malem-malem Nay!" Tidak, itu bukan pertanyaan tapi kata tegas bahwa tak seharusnya Naya berada di luar rumah malam-malam seperti itu.

"Naya tuh pingin maem mie, cuma mie dirumah habis, yaudah Naya beli ke Indomaret. Maafin Naya, Naya tuh pingin maem mie karena habis nonton ASMR" Bujuk Naya sambil menggoyangkan lengan Sean.

Mereka berada di dalam mobil, sebenarnya sudah sampai didepan rumah Naya. Namun Sean masih menahan Naya untuk menanyai alasan mengapa gadis itu berada di luar tengah malam.

"Kalo gak ada gue tadi lo gimana nay? Astaghfirullah, Lo gak tau takutnya gue sekarang gimana!" Sentak Sean pelan, bahkan mata laki-laki itu sedikit berkaca-kaca membuat Naya merasa bersalah.

"Maafin Naya" Cicit Naya sambil memeluk leher Sean.

Sean hanya diam memejamkan matanya, bayangan jika seumpama dirinya tidak ada, dan Naya sampai di apa-apa kan oleh preman tadi? Ia akan merasakan penyesalan teramat dalam karena gagal menjaga Naya, dia marah karena Naya tidak meminta bantuan nya saja.

"Lo kan bisa panggil gue? Lagian tadi gue juga udah pamit kan ke Lo kalo gue mau keluar, jadi bisa sekalian Anter lo Naya" Suara Sean mengecil di akhir-akhir kalimatnya.

lelaki itu terlalu takut untuk kehilangan Naya kedua kalinya, pertama kali kehilangan Naya saja dia sudah seperti zombie tanpa arah yang linglung kesana kemari dengan letoy.

"Maaf, Naya cuma gak mau ngerepotin Sean" Ucap Naya menatap mata Sean, Sean menghela nafas dan membalas pelukan Naya.

"Gue cowok lo, lo gak usah sungkan-sungkan buat minta bantuan gue Nay" Bisik Sean lembut sambil mengusap punggung Naya, ia jadi merasa bersalah juga karena sudah membuat Naya sedih.

"Iya, Naya dimaafin kan?"

"Heem cantik, Sean maafin"

Naya terkikik lucu, lalu melepas pelukannya.

"Naya masuk dulu ya Sean"

"Hm, hati-hati"

Naya terkekeh geli.

"Orang rumahnya udah disamping, apanya yang hati-hati"

"Lo kan kurus, gue takut lo kesandung semut terus nyungsep"

Naya menatap Sean datar lalu keluar begitu saja, dan membanting pintu mobil Sean dengan keras. Sean tertawa gemas tanpa suara, lalu membuka kaca mobil dimana tadi Naya duduk.

"Ily kurus!" Teriak Sean sambil membentuk tangannya saranghae menggunakan jari telunjuk dan jempolnya.

"Ily too somplak boy" Jawab Naya sambil membentuk saranghae juga tapi menggunakan jari tengah dan jempol, lalu ngacir ke dalam rumah begitu saja.

"Sialan, gemes banget sih lo"

****

Haha kiw ! Gemes banget sama Sean.

Butuh komenan random, sini menggabut di komen!

Tentang SeaNaya (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang