Bagian Dua Puluh Tiga

4.6K 576 109
                                    

Sesuai yang kalian mau, author minta maaf karena dua part sebelumnya di unpublish. Alur cerita akan diganti, karena lebih banyak vote yang minta vers SMA ya ?

Oke , let's go !








Kehamilan Rara membuat sering terjadinya adu argumen antara Rara dan Sean, karena sikap Sean yang sangat ingin menjaga mama nya membuat Rara geleng-geleng kepala.

Bagaimana tidak? Sean melarang dirinya melakukan semua hal, dia hanya diperbolehkan untuk tidur, makan, mandi dan berleha-leha.

Sean bahkan diam-diam menghubungi asisten pribadi Varo hanya untuk menyewakan seorang pembantu, untuk membantu Sean mengurus rumah tanpa melibatkan Rara sedikitpun.

Tentu Rara tidak suka, karena walau dirinya hamil dia tetap harus banyak bergerak. Dan asal kalian tau saja, dibalik sikap overprotektif Sean ada satu hal yang buat dia seperti itu.

"Mama! Ih Sean kan udah bilang duduk aja" Decak Sean saat melihat mama nya menuruni tangga, Sean segera meletakkan gelas berisi jus tadi di meja dan menghampiri Rara, lalu menggandeng tangan Rara untuk menuntunnya turun tangga.

"Mama capek rebahan terus, diem dikamar kayak anak perawan" Dengus Rara sambil mengusap perutnya yang mulai menonjol.

"Ngeyel mama ah, Sean gak suka ya ma!" Sean melotot ke arah mama nya yang sudah duduk di sofa, sambil tangan Sean berkacak pinggang tapi bibirnya mengomel.

"Mama juga gak suka Sean gituin" Rajuk Rara sambil mengerucutkan bibirnya, tanpa sadar wanita itu melipat tangannya di depan dada lalu membuang muka menghadap kearah lain.

Sean terkikik lucu tanpa suara, dia jadi merasa gemas dengan mama nya, apalagi pipi nya yang chubby sedang menggembung, rasa ingin mencubit nya meronta-ronta.

Sean duduk di samping Rara, lalu merebahkan dirinya berbantalkan paha Rara. Dia memejamkan matanya lalu berkata. "Karena Sean lagi takut ma, Sean gak mau mama kenapa-napa sama dedeknya"

Rara menunduk cepat, menatap wajah anaknya dengan bingung.

"Takut kenapa?"

"Sean habis disuruh mikir sama guru Sean di sekolah" Jawab Sean sambil memeluk tangan Rara, mata anak itu berkaca-kaca.

"Mikir apa sih?" Tanya Rara kebingungan.

"Mikir kalo suatu saat mama gak ada, disuruh merem terus bayangin ma" Isak Sean mulai terdengar, Rara melotot.

"Biasa ya, guru kalo kehabisan topik pasti nyuruh muridnya bayangin ortu meninggoy " Batin Rara merasa kesal.

"Ck, jangan lah mikir gitu" Decak Rara sambil mengusap dahi Sean, membuat Sean merasa tenang dan nyaman.

"Ma, Sean kangen Naya" Curhat Sean keluar topik, Rara menghela nafas lelah.

"Ya terus? Mama harus ngapain? Kayang?" Tanya Rara nyolot, membuat Sean menatap Rara dengan kesal.

"Ish! Mama gak peka amat, ya suruh Naya kesini lah ma, biar bisa main sama Sean" Jawab Sean tak kalah nyolot, Rara mendelik tak terima.

"Loh kamu yang kangen kok mama yang repot, sana jemput lah, orang rumah Naya noh didepan, lima langkah dari rumah" Ucap Rara sambil memberikan cuplikan lagu.

Tentang SeaNaya (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang