Bagian Dua Puluh Sembilan

4.2K 555 169
                                    

Sean hari ini berniat mengajak Naya untuk pergi berjalan-jalan berdua ke danau, mengingat hari ini cuaca nya sangat cerah dan hari juga libur. Pasti Naya gabut dirumah, Sean tau itu, karena Sean peka gak kayak cowok lain.

"Halo?" Ucap Sean saat sambungan telepon sudah tersambung.

"Wa'alaikumsalam" Jawab orang disana membuat Sean terkekeh canggung, astagfirullah dirinya lupa.

"Assalamualaikum Nay" Ulang Sean.

Terdengar suara kekehan disana, membuat Sean menerbitkan senyumnya juga.

"Wa'alaikumsalam Sean, ada apa?"

"Mau ikut gue gak?"

"Kemana? "

"Ke KUA"

"Saudara Sean ada yang mau nikah?"

Sean mendengus kesal, susah banget emang gombalin cewek yang polos-polos bego kek Naya.

"Ck! Lupain"

"Hah?"

Sean menghela nafasnya lelah. "Kenapa cewek suka ngomong hah sih? budek kali" Batin Sean sebal.

"Lo lagi apa?"

"Gak ada nih"

"Oh, gak nafas berarti ya?"

"Amit-amit ya Sean, ngedoain Naya mati Sean mah"

"Mana ada, kalo lo mati gue jadi duda dong?"

"Gak jelas, ganggu Naya lagi baca wattpad aja ish"

Sean terkekeh merasa gemas dengan Naya, membayangkan wajah cemberut Naya akibat ia ganggu, jadi pingin temuin terus peluk. Kasihan yang virtual pasti iri..

"Bercanda, siap-siap gih, gue jemput ntar lagi" Suruh Sean sambil mengambil Hoodie nya dan juga masker.

"Jawab dulu nah Sean, mau kemana?"

"Bawel lo kutil, tinggal siap-siap doang banyak tanya".

"Gitu ya, jahat banget Sean sekarang"

"Buru Nay! Sampe gue kesana lo masih lusuh gue perawanin lo!"

Sean tak menunggu jawaban Naya langsung mematikan sambungan telepon nya sepihak.

"Asli nih cewek, kadang ngeselin kadang ngangenin, gue pelet lo lama-lama" Gumam Sean gemas menatap foto Naya yang ia jadikan wallpaper di ponselnya.

Ia pun segera pamitan kepada Rara untuk pergi lalu mulai mengendarai mobilnya menuju rumah Naya.

Sekitar 20 menit di dalam perjalanan, Sean akhirnya sampai di kediaman Naya. Yang ia lakukan pertama kali adalah melepas maskernya, lalu berkaca membenahi rambutnya, karena ia akan bertemu papa mertua jadi harus tampil kece.

"Cakep banget, pantesan readers ngefans sama gue" Pede Sean sambil membenarkan Hoodie nya lalu keluar mobil.

Tok Tok Tok.

"Assalamualaikum" Ucap Sean.

Tak lama pintu terbuka memperlihatkan pembantu rumah tangga yang memang bekerja dirumah Naya, sudah mengenal Sean juga karena beberapa kali Sean bermain ke rumah Naya.

"Cari non Naya ya den?" Tanya bibi sambil mempersilahkan Sean duduk.

"Gak bi, Cari pak Romi mau minta restu ngawinin anaknya" Canda Sean lalu merasakan geplakan di kepala belakangnya, saat tau siapa yang menggeplak nya Sean nyengir.

Tentang SeaNaya (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang