Bagian Dua Puluh Dua

5.4K 659 142
                                    


"MAMA HAMIL!!" Teriak Sean sambil melompat-lompat senang, memeluk kaki Rara yang sedang menangis haru dipelukan Varo.

"Makasih sayang, Makasih" Ucap Varo kesekian kalinya, perasaan bahagia membungai hatinya. Melihat hasil tes dari testpack Rara, menunjukkan dua garis merah, garis kebahagiaan.

"Disini ada adek Sean" Rara menepuk perutnya pelan, lalu mengelusnya lembut. Masih datar, entah sudah berusia berapa anaknya, yang penting dia sangat bahagia sekarang.

Sean memeluk perut Rara, menempelkan telinga nya disana lalu menangis tanpa suara.

"Makasih Ya Allah, akhirnya Sean punya teman dirumah" Gumam anak itu merasa begitu senang mendengar bahwa dia akan memiliki seorang adik saat ini.

"Besok kita cek ke dokter, biar pasti ya sayang" Ucap Varo, senyuman lelaki itu tak luntur mengingat diperut istrinya tengah ada nyawa baru, nyawa anak keduanya.

****

"Mama Ratna, mama Sean hamil lagi!" Teriak Sean sambil berlari meloncat-loncat bahagia, dia ingin memamerkan kabar bahagia ini.

"Demi apa?!" Seolah tak percaya, Ratna langsung bangkit dari duduk nya dan menutup mulutnya saking terkejut.

Keluarga Naya telah 2 bulan tinggal di dekat rumah Sean, dan itu semakin mengakibatkan keakraban di antara dua keluarga ini. Belum lagi kabar kedua anak mereka yang ternyata sepasang kekasih cilik, makin lengket seperti besan di antara dua keluarga itu.

"Ih iya loh, mana ada Sean boong" Jawab Sean sambil bertepuk tangan senang, Naya yang sedang di dapur untuk mengambil coklat lalu mendengar keributan, membuatnya langsung menghampiri asal suara itu.

"Loh ada Sean" Kaget Naya.

"Iya nih hehe" Jawab Sean gak jelas, salting.

"Naya denger dari dapur Sean teriak-teriak, ada apa?" Tanya Naya sambil memberikan suapan coklat kepada Sean.

"Mama Sean hamil, Sean mau ada adek baru hihi"

Mata Naya membulat, lalu memeluk Sean memberi tau bahwa ia ikut bahagia dalam kabar ini. Bagaimana tidak? mereka akan bertambah anggota keluarga, yang bisa diajak main bersama.

"Ah mama! Naya mau juga" Rengek Naya sambil memeluk kaki Ratna, lalu merengek terus-menerus meminta adik.

Ratna tersenyum kecil, dia juga mau memberikan Naya seorang adik, namun dia tidak bisa hamil lagi dan saat itu terpaksa mengangkat rahimnya.

"Nanti ya sayang" Jawab Ratna seadanya, toh dia tak bisa menjanjikan karena sampai kapanpun Naya tak akan bisa memiliki seorang adik.

"Naya gak usah sedih, adik Sean adik Naya juga kok" Ucap Sean menghibur Naya yang tampaknya sedikit sedih, mendengar ucapan Sean membuat Naya tersenyum bahagia.

"Wah bener?"

"Iya bener dong, kan Naya pacarnya Sean, apa yang punya Sean berarti punya Naya juga"

"Aaaa maacih"

"Sama-sama hehe"

Astagfirullah..

***

Kehamilan Rara membuat Varo, bahkan Sean menjadi orang yang overprotektif, tidak boleh ini dan itu membuat Rara gemas sendiri.

"Eh Eh mama mau ngapain?" Pekik Sean saat Rara bangkit dari sofa hendak pergi, sebelum benar-benar pergi, Sean menarik tangan mama nya hingga kembali duduk.

"Mau minum Sean sayang" Jawab Rara.

"Ah mama, Sean kan ada, biar Sean ambilin aja! Mama tuh engga boleh banyak gerak ma, ntar mama kecapekan terus dedek nya hilang gimana? Sean gak mau ya ma" Omel Sean sambil berjalan menuju dapur, suaranya ia sengaja keraskan agar Rara yang berada di ruang tengah mendengar omelannya.

Rara terkekeh, gini amat punya anak cowok.

"Ini ma, diminum" Ucap Sean sambil memberikan segelas air putih, lalu tersenyum.

Setelah kejadian dimana ia membuat Rara celaka, Sean benar-benar berubah menjadi lebih baik, meski terkadang membuat ulah namun tak sampai melukai Rara seperti dulu-dulu.

"Makasih" Jawab Rara lalu meminumnya hingga tandas.

"Duh dedek nya kapan keluar ya?" Gumam Sean sambil mengusap perut Rara yang masih datar saja.

"Adek nya Sean disini baru 3 Minggu, masih kecil dedek nya, kan kemarin dokter yang bilang" Jawab Rara menjelaskan, kemarin memang dia dan kedua lelaki tercinta nya itu pergi ke rumah sakit untuk memeriksa kandungannya.

"Oh gitu" Rara mengangguk.

Sean pun berpamitan hendak ke belakang, mengecek para anak bebeknya yang sudah beberapa hari ini dia lupakan. Karena dia sibuk berpacaran dengan Naya, dan berhubung Naya sedang tidur siang jadi Sean memilih diam dirumah menjaga Rara.

"Kalian makin besar" Sedih Sean melihat bebek nya yang sudah menjadi bebek besar, sudah waktunya ia jual.

"Sean terpaksa jual kalian, kalian sih ngapain makin gede?" Kesal Sean lalu meninggalkan bebeknya begitu saja.

Sungguh!

Sean kecewa dengan para bebeknya, kenapa mereka harus tumbuh? susah-susah Sean merawatnya, mulai memberi makan, memandikannya, mengajaknya liburan, menjaga kesehatan mereka, bahkan memperlakukan mereka layaknya anak sendiri, namun ini balasan mereka pada Sean?

Bagaimana tak sakit hati Sean.

"Udahlah, emang yang paling baik buat Sean cuma Naya" Gumam Sean sambil rebahan di kasurnya, menatap langit-langit kamarnya sambil memeluk boneka bebek.

"Bahasa Inggris nya Naya milikku itu apa ya?"

"Oh iya! Naya is Mine"

Sean tersenyum puas.

"Gak sia-sia Sean pas itu intip mama baca wattpad, Sean jadi ketularan cool boy nya, mana bisa bahasa Inggris lagi"

Sean terkekeh dengan puasnya, mana lagi dia juga merasa sangat cowok sekali. Bisa memiliki Naya yang cantiknya luar biazahhh, terus bisa bahasa Inggris.

"Untung Naya ada di dunia nyata, bukan di wattpad, atau rp an, jadi gak bakal Sean di ghosting"

****

TOLONG!!!

SEAN KENA VIRUS VIRTUALAN!

Sean kayaknya kena pergaulan bebas, dia makin hari pengetahuan nya melebihi batas anak-anak, wajib dilaporkan ini.

Tentang SeaNaya (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang