Bagian Tiga Belas

7.2K 837 210
                                    













Perkembangan dari baby Sean sudah cukup bagus, bayi berusia tiga bulan itu kini sudah bisa mengoceh kecil dengan suara imutnya. Belum lagi badannya yang sedikit gempal, dan pipinya yang chubby membuatnya terlihat begitu menggemaskan.

Kini baby Sean tengah berada di gendongan sang papa, mereka berdua sedang berjemur di matahari pagi sambil menunggu sang mama selesai menyiapkan makanan.

Awalnya Varo hendak memperkejakan seorang pembantu, dengan alasan agar Rara tak kerepotan mengurus rumah atau anaknya. Tapi Rara menolak mentah-mentah, dia ingin menjadi istri yang benar.

"Pa! Masuk dulu, sarapan sini" Teriak dari Rara dari dalam rumah, Varo langsung menoleh dan segera meninggalkan taman belakang rumah dan menyusul istrinya.

"Sapa mama dulu sayang, Mama.. gitu" Varo mengarahkan jemari anaknya untuk mencolek lengan istrinya yang sedang menarik kursi untuk Varo duduk.

Baby Sean hanya mengikuti arahan papa nya, lalu terkekeh kecil.

"Pagi ganteng nya mama" Gemas Rara sambil mencium pipi baby Sean serta keningnya.

"Pagi mama" Jawab Varo menirukan suara seorang bayi kecil, membuat Rara terkekeh lalu mencium pipi Varo, tetapi Varo malah menolehkan sedikit wajahnya sehingga sudut bibir nya lah yang terkena kecupan Rara.

"Modus, kasihan yang baca gigit jari terus" Kesal Rara sambil memukul pelan lengan suaminya yang dibalas tawa.

Akhirnya mereka berdua makan dengan tenang dan damai, sedangkan sang baby Sean berada di gendongan Rara sambil menyusu pastinya.

Tiba-tiba Rara menghentikan aktivitas makannya dan terdiam memandang piring nya yang tersisa separuh dari porsi makan awalnya tadi, Varo yang melihat itu langsung mengerutkan alisnya dan mengusap kepala Rara.

"Kenapa berhenti makan nya?" Tanya lelaki itu pada wanita di sampingnya.

"Aku mau minta maaf" Jawab Rara.

"Loh emang kamu salah apa? minta maaf sama siapa?" Heran Varo dibuat bingung, ia sampai mengabaikan makanannya begitu saja.

"Aku mau minta maaf sama readers karena udah lama gak ngevlog kisah kita di wattpad, soalnya kan aku sibuk ngurus Sean yang makin gede makin rewel"

Ucapan Rara membuat Varo menatap kearah kamera dan melambaikan tangan.

"Saya gak kuat"

*****

Varo berjalan dengan gagah di koridor ruang karyawan, tatapan nya yang begitu dingin membuat semua langsung menunduk hormat.

"Apa jadwal saya siang ini, Sam?" Tanya Varo kepada Sekretaris barunya, Samuel.

"Untuk siang ini jadwal anda kosong pak, karena perusahaan CE Company menunda rapat karena ada kepentingan mendadak" Jawab Samuel yang usia nya lebih tua satu tahun dari Varo, membuat Varo mengangguk dan melanjutkan langkahnya menuju ruangannya.

"Anda boleh kembali ke ruangan anda, selamat bekerja" Ucap Varo saat sampai di ruangannya dan berbalik, tersenyum ramah pada Samuel dan membungkukkan badannya sedikit, mau bagaimanapun Samuel lebih tua darinya.

"Baik, selamat siang" Samuel membalas senyum itu dan berpamitan, Varo mengangguk sekilas dan berjalan menuju kursi kebesarannya.

Varo bersedekap dada dan memandang dalam pada sebuah foto yang berada diatas mejanya , dimana ia dan sang istri juga sang buah hati mereka berfoto di taman.

"Gua ngerasa kena pelet nya Rara" Gumam Varo lalu menopang dagu dengan tangan kiri, sedangkan tangan kanan nya untuk mengusap-usap wajah Rara yang berada di foto tersebut.

Tentang SeaNaya (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang