Bagian Enam Belas

6.5K 765 126
                                    













3 tahun kemudian..

"SEAN!! BERHENTI GAK?!" Teriak Rara dengan lelah, tangan ibu muda itu mencengkram erat pakaian putranya, sedangkan tersangka yang di teriaki tertawa senang sambil berlari kesana kemari menggunakan celana dalam saja.

"Se—"

Bruk!

Sean menghentikan lari nya dan menoleh ke belakang, terlihat Rara yang jatuh karena tersandung kaki meja dan berakhir tidur tengkurap di lantai.

"Mama!" Teriak Sean histeris dan berlari menghampiri Rara, lalu menangis dengan kencang saat melihat kening Rara yang terluka mengeluarkan darah.

"Papa.. Mama papa" Gumam Sean sambil sesenggukan dan meraih pakaiannya yang tadi ada digenggaman Rara namun sudah tergeletak.

Sean dengan gemetar mengusap kening Rara yang terdapat darah itu dengan bajunya lalu meniupnya seolah dirinya seorang dokter yang sedang mengobati.

"Sakit" Rintih Rara, kepalanya pening akibat terbentur dan tergores pojokan meja yang lancip, apalagi meja itu dari kaca.

"Hp mama?" Sean menoleh kesana kemari lalu mengingat dimana tadi ia terakhir meletakkan hp mamanya untuk menonton youtube Nusa & Rara.

"Bentar mama"

Sean berlari sambil masih sesenggukan, lalu mengambil hp Rara yang ada di atas meja makan, lalu mencari kontak papa nya dan segera menelepon papa nya itu.

Panggilan pertama tak ada jawaban.

Panggilan kedua pun sama.

Panggilan ketiga juga tak terjawab.

"Ini papa ngapain sih?!" Omel Varo menatap foto Varo yang terpampang jelas di hp Rara, lalu kembali menelepon papa nya itu.

"Ha— "

"Papa pulang!" Histeris Sean setelah mendengar suara papanya, namun suaranya sangat pelan.

"Papa lagi meeting nak, nanti sore papa udah pulang kok, ma—"

"Mama jatoh, kepala na bedarah!" Teriak Sean emosi.

Padahal disini Sean yang salah, namun dia saking paniknya malah tak sadar diri malah marah-marah ke papa nya.

"Kenapa bisa?! dan siapa yang ajarin Sean teriak pas ngomong sama orang tua?! jaga mama dulu, papa pulang"

Sean tak menjawab dan mengakhiri panggilan itu, lalu segera berlari lagi kearah mama nya, namun ternyata mama nya malah sepertinya sudah pingsan karena kepala wanita itu sudah tergeletak dilantai.

"Mama!" Sean panik, lalu kembali mengusap darah Rara yang kering tepat di dahinya.

"Ya Allah maafin Sean, mama ampun" Lirih Sean sambil memeluk lengan Rara dan menangis tanpa suara saking takutnya, dia takut mama nya akan pergi meninggalkan nya seperti di film-film.

"Nda mau hiks.." Sean menggeleng ketika otaknya malah berfikir bahwa mama nya akan benar-benar pergi darinya.

"Ra!"

Sean mendongak mendengar suara Varo yang tampak panik, dibelakang papa nya ada pria berjas ala dokter sambil menenteng tas hitam.

Sean menjauh dari mama nya, membiarkan Papa nya untuk menggendong Rara dan membawa nya ke atas, ke kamar merek lebih tepatnya.

"Ayo nak" Ajak dokter itu sambil mengangkat Sean ke gendongannya karena bocah laki-laki itu hanya menunduk diam saja tanpa ada niatan ingin menyusul orang tua nya.

Tentang SeaNaya (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang