Bagian Empat

9.6K 925 66
                                    

Hai readers !

Mari kita simak perjalanan Varo dan Rara, semoga baper pada pagi-pagi ini, biar seger aja gitu.

Oke, selamat membaca!

• • • •







Setelah menerima pengucapan Rara tentang wanita itu yang ingin dapat momongan, Varo setiap malam pasti meminta jatahnya. Ia merasa semangat, entahlah itu kata Varo.

Bahkan karena ucapan Rara dua hari yang lalu membuat Varo menjadi pribadi yang lebih hangat, tidak sedingin dahulu. Belum lagi kini dia bisa sedikit berekspresi, selalu tersenyum kecil ketika ada orang menyapa.

Seperti saat ini, Varo sedang berjalan menuju ruangannya. Hanya saja hari ini Rara tidak ikut ke kantor karena sedang mager, jadi terpaksa dia berangkat sendiri.

Beberapa pegawai sengaja menyapa nya hanya karena ingin mendapati senyuman dari Varo, kebanyakan sih kaum hawa.

Varo duduk di ruangan nya, lagi-lagi ia melebarkan senyuman nya saat melihat pigura foto yang didalam nya ada gambar pernikahan dirinya dan Rara.

Varo menunduk lalu menutup wajahnya dan mengusapnya sedikit kasar, berusaha menghilangkan senyumnya.

"Shit! Lama-lama gue bisa gila, tapi gue suka!" Gerutu Varo lelah, tapi dia tetap mesam-mesem. Biarlah di katai gila, yang penting dia sedang bahagia saat ini, persetan sama perkataan orang lain.

Tak lama terdengar suara pintu di ketuk, lalu masuklah kepala bagian keuangan.

"Permisi pak" Ucap gadis itu sopan, namanya adalah Sarah. Kepala keuangan yang baru saja di angkat oleh sekretaris Varo, karena kinerja nya cukup baik.

"Silahkan" Jawab Varo dengan senyuman nya, sedikit membuat Sarah oleng dan jantung nya berdetak kencang.

"I-ini laporan keuangan bulan ini" Sarah menyerahkan beberapa berkas pada Varo, itu adalah laporan keuangan perusahaan bulan ini.

Varo menerima nya dengan baik, tak ada ekspresi datar dan dingin. Yang ada hanya wajah berseri memancarkan kebahagiaan dan tersenyum, itu membuat Sarah sedikit merasa kegeeran.

"Bagus, kamu bekerja dengan baik. Terima kasih dan silahkan kembali ke ruanganmu, Siang"

Sarah menerima itu dengan sedikit gemetar dan bibirnya tersenyum lebar, tapi dia tak langsung keluar dan memberi penawaran.

"Eum.. Mau saya buatkan kopi atau teh pak?" Tanya nya.

Varo menggeleng dan mengucapkan maaf, itu membuat Sarah sedikit kecewa. Tapi tak urung dirinya juga senang karena sedari Varo selalu tersenyum saat menatapnya.

"Apa dia suka sama gue? daritadi senyum terus. Jangan bilang iya? akh! seneng banget" Batin Sarah senang, lalu mengangguk kecil membalas jawaban dari Varo.

Kalau saja ada Rara disini dan membaca pikiran dan isi hati Sarah, pasti wanita itu akan koar-koar dan langsung mengeluarkan segala cibiran dan sindiran dari bibir manisnya.

"Ah baiklah, kalau begitu saya pamit undur diri. Permisi"

Varo hanya mengangguk dan sedikit mengangkat tangannya menunjuk kearah pintu, seolah mempersilahkan dengan sopan.

Tentang SeaNaya (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang