Hak Suami dan Kewajiban Istri

1K 76 4
                                    

Dihisap dalam-dalam gulungan tembakau yang terbakar di bagian ujungnya. Mengecap rasanya sambil diembuskan perlahan asap putih dari mulutnya. Tidak ada manis-manisnya, hanya saja membuatnya ketagihan saat pikirannya sedang kacau. Dibuangnya puntung rokok ke bawah lalu diinjak sekuat tenaga, sebagai pelampiasan atas rasa cemburunya.

Melihat sepasang kekasih yang terlihat romantis, dengan ditambah bidadari kecil yang cantik di gendongan si Pria. Mereka bahkan bisa tertawa bahagia di atas sesaknya orang lain, bahkan menganggap dirinya seakan tidak ada.

Beginilah nasib jadi orang yang suka gegabah, tanpa bertabayun terlebih dahulu. Seharusnya dia bertanya dan mencari informasi yang terpercaya terlebih dahulu. Jadi, dia bisa menyiapkan mental sebelum berperang dengan batinnya.

Ck ... parah, nyesel ... bener-bener nyesel. Tapi aku lebih enggak Ridho, kalau wanitaku bisa satu tempat dengannya, tanpa sepengetahuanku.

Pasangan yang sangat romantis terus menjejali hatinya dengan rasa iri. Mereka yang tak lain Ilham dan Asma, di mana sekarang si Ilham sedang menyanyikan sebuah lagu yang membuat telinganya sakit dan bawaannya mau muntah, karena asam lambung yang tiba-tiba naik. Entah kenapa menjadi tidak sinkron tubuhnya, apa telinga sama perut sudah berbesan? Telinga yang sakit, tapi mulutnya yang mau muntah karena asam lambungnya naik. Aneh bukan?

“Cinta kita melukiskan sejarah

Menggelarkan cerita penuh sukacita

Sehingga siapa pun insan Tuhan pasti tahu

Cinta kita sejati”

Gus Rasyid memutar bola matanya, malas melihat adegan Asma yang menghapus air matanya. Sedangkan Ilham masih terus saja bernyanyi dengan mik yang dipegang oleh Asma.

Dasar tukang pamer! Heh ... buaya, buaya. Batinnya tidak terima.

Sebenarnya bukan itu yang menyesakkan hatinya, tapi melihat Bella yang ikut baper dengan lagu yang dibawakan oleh Ilham. Posisinya sangat mendukung sekali, di mana istrinya itu sekarang sedang berdiri di samping Ali. Membuatnya berpikir, jika istrinya masih mengharapkan pria di sampingnya. Ternyata semenyusahkan ini ya, menahan rasa cemburu.

“Gus, ngerokok lagi?” tanya Bella yang sudah duduk kembali di samping Gus Rasyid.

Gus Rasyid mengangguk. “Lagi pengen,” jawabnya datar.

Dahi Bella mengerut, merasa aneh dengan kebiasaan merokok suaminya yang pernah terjadi saat SMA dulu, namun semenjak menikah tak pernah sekalipun dia memergoki suaminya merokok ataupun menyimpan rokok di dalam sakunya. Selama sebulan menikah, mengetahui hal yang sudah lama Gus Rasyid ditinggalkan dan sekarang kambuh lagi, cukup membuatnya heran.

Gus Rasyid tersenyum kala rombongan keluarga bahagia berkumpul kembali di meja besar yang menjadi tempatnya berdiam sedari tadi. Di mana dia terus menyaksikan adegan yang lebih menyiksa dibandingkan disiksa oleh ibu tiri.

Entah apa kabar dengan hatinya, yang dia yakini sedang tidak baik-baik saja. Bagaimana tidak, barusan mereka—Ilham, Asma, Bella dan Ali—maju ke depan, melangsungkan acara pemotongan pita bersama dan dilanjut dengan pamer kemesraan dari Ilham. Parahnya mereka tidak ada satu pun yang mengajaknya. Tapi ... jika dipikir-pikir, siapa dirinya?

Salam Rindu dari Gus RasyidWhere stories live. Discover now