BAB 30

10.8K 279 35
                                    

Satu bulan kemudian, hari pernikahan mereka pun tiba. Keluarga Zia sudah menginap di hotel tempat Zia dan pak Randy melangsungkan pernikahan sehari sebelum hari H. Pagi itu tepat jam 8 pagi, terdengar suara ketukan pintu dari balik pintu kamar Zia. Asisten make up membukakan pintu itu dan mempersilahkan orang itu untuk masuk. Orang itu adalah mba Tiara, kakak kandungnya. Mba Tiara menunggu Zia hingga selesai dirias wajahnya. Setelah selesai, MUA dan para asistennya pergi keluar kamar dan mempersilahkan Zia dan mba Tiara bicara empat mata.

"mba masih gak nyangka kamu hari ini nikah. Nikah dengan lelaki hebat seperti Randy" ucap mba Tiara

"Zia juga gak nyangka mba bakal jadi istri pak Randy" ucap Zia

"gak boleh nangis, nanti make up nya luntur" ucap mba Tiara

Tepat jam 8.45, MUA dan para asisten masuk kembali ke kamar dan memberitahu Zia bahwa sudah waktunya untuk turun ke aula dimana akad dan pesta akan diselenggarakan. Mereka menuntun Zia menuju aula. Saat Zia tiba di pintu aula, Zia melihat semua mata menatapnya dengan bahagia. Zia melihat sebuah meja yang ada ditengah-tengah aula. Ayah Zia, pak Randy, kakek pak Randy, kakek Zia berdiri menunggu kedatangan Zia. Zia kemudian duduk disebelah pak Randy, seorang penghulu datang dan duduk dihadapan Zia dan pak Randy. Suasana aula terdengar hening karena ingin mendengarkan ijab kabul yang akan diucapkan oleh ayah Zia dan pak Randy. Ayah Zia mengulurkan tangannya pada pak Randy dan mengucapkan ijab

"saudara Randy, saya nikahkan dan kawinkan engkau dengan puteri kami, Zia Jovita binti Ari Prayoga dengan mas kawin seperangkat emas 30 gram dan logam mulia 20 gram dibayar tunai"

"saya terima menikah dan kawinnya puteri bapak, Zia Jovita binti Ari Prayoga dengan mas kawin seperangkat emas 30 gram dan logam mulia 20 gram dibayar tunai" pak Randy mengucapkan kabul

"sah?sah?" tanya penghulu kepada kakek pak Randy dan juga kakek Zia yang menjadi saksi pernikahan mereka.

"sah" jawab kakek pak Randy dan kakek Zia

"Alhamdulillah sah" ucap pak penghulu

Ayah Zia melepaskan tangannya dari tangan pak Randy dan meraupkan kedua tangannya ke wajahnya. Semua keluargapun mengucapkan hamdalah lalu bertepuk tangan. Zia dan pak Randy kemudian menandatangani surat nikah mereka dan berfoto bersama sebagai kenang-kenangan. Mereka pun berjalan menuju ke pelaminan yang bernuansa putih terlihat elegan dan mewah.

"kamu cantik banget Zi" bisik pak Randy pada Zia yang terpesona melihat Zia memakai gaun pengantin glitter tune in pine. Gaun mewah jenis glitter berwarna pine bagian atas busana v-neck dengan lengan hingga siku. Bagain bawah gaun menggunakan bahan silky warna senada dengan sentuhan rimple membuat Zia terlihat seperti seorang puteri kerajaan

"bapak juga terlihat sangat tampan berwibawa" Zia juga terpesona melihat pak Randy memakai dark blue 3 piece wedding suit
Mereka pun lalu berdiri diatas pelaminan menyambut para tamu undangan dan juga berfoto bersama keluarga besar dan tamu undangan secara bergantian. Semua tamu undangan terpesona melihat kecantikan dan keanggunan Zia yang memakai gaun pengantin itu.

"Zia~ brother~ selamat ya atas pernikahannya" ucap pak Adam pada Zia dan pak Randy

"thanks dam" ucap pak Randy

"makasih banyak pak" ucap Zia

"keep in touch ya. Jangan lupain gw hahaha" canda pak Adam pada pak Randy

"Zia~ ya ampun lo cantik banget astaga" ucap Ria yang berada di belakang pak Adam

"by the way selamat atas pernikahannya" lanjut Ria

"pak Randy, please sesekali izinin Zia main sama saya ya. Zia satu-satunya sahabat terbaik saya" pinta Ria

"iya lah Ri. Saya pasti izinin Zia main sama kamu. Saya juga tahu kamu satu-satunya sahabat Zia" ucap pal Randy

Caddy, I Love You [Completed]Where stories live. Discover now