BAB 20

6.2K 260 8
                                    

Rabu pagi, Zia sedang disibukkan dengan materi-materi yang akan ia presentasikan di sidang skripsinya nanti siang. Zia mengecek berulang kali power point yang sudah ia buat, mengecek ulang barang bawaan nya, mengecek kartu mahasiswa dan lain sebagainya. Gugup. Ya, Zia sedang sangat gugup. Zia tak ingin melakukan kesalahan yang fatal. Zia benar-benar mempersiapkan dirinya untuk sidang skripsinya siang ini.
Dilain sisi, pak Randy yang baru saja tiba dan menurunkan tas golfnya, melihat Ria yang sedang merapihkan tas golf milik pak Adam. Pak Randy menyapa Ria dengan ramah seperti biasanya.

“Zia gak ada pak, ada caddy lain yang bapak booking?” tanya pak Didi yang sedang menurunkan tas golf milik pak Randy dari bagasi mobil

“gak ada pak. Siapa aja jadi caddy saya hari ini gak masalah” jawab pak Randy

“driving dulu gak pak?” tanya pak Didi

“gak pak. Langsung ke lapangan aja nanti” jawab pak Randy

Pak Didi menyerahkan kertas kecil pada pak Randy. Pak Randy kembali ke mobil dan melajukan mobilnya ke tempat parkir dan berjalan menuju club house untuk menemui pak Adam dan pak Ben yang sudah lebih dulu tiba. Pak Randy sarapan bersama dengan kedua temannya.

“Zia kemana emang Ri?” tanya Denis yang ternyata menjadi caddy pak Randy hari ini. Denis juga sahabat Sisi yang juga satu angkatan dengan Sisi

“Zia lagi sidang skripsi hari ini” jawab Ria

“pak Randy satu cart sama siapa?” tanya Denis

“biasanya sih pak Adam. Tapi gak tau hari ini sama siapa” jawab Ria

Beberapa menit kemudian, pak Randy datang bersama pak Adam dan pak Ben. Denis memperkenalkan dirinya pada pak Randy. Pak Randy bersikap ramah pada Denis sama seperti ia bersikap ramah pada Ria dan Dira. Sejak pak Randy mengenal Zia, pak Randy memang menjadi sosok yang ramah dan tak pernah bersikap dingin lagi kepada wanita. Setelah bersiap, merekapum melajukan cart mereka ke wood course. Pak Randy satu cart dengan pak Adam, dan pak Ben menggunakan cart sendirian.

“Zia kemana Ran?” tanya pak Ben saat mereka berada di tee box pada hole pertama

“Zia lagi sidang skripsi hari ini” jawab pak Randy

“loh, lo gak nganterin dia?” tanya pak Ben

“gak. Gw habis golf ada rapat sama investor. Zia juga udah tau kok” jawab pak Randy

“jadi lo gak ngedate sama Zia dong malam ini?” tanya pak Ben

“sepertinya gak. Kemungkinan gw rapat sampai sore dan bakal makan malam sama para investor” jawab pak Randy

“ya gak apa-apa lah. Sabtu juga lo pasti bakal ketemu lagi sama Zia” ledek pak Ben

Denis yang mendengar percakapan mereka terlihat sangat bingung. Mereka berbicara seakan-akan pak Randy dan Zia adalah sepasang kekasih. Diantara para caddy memang tak ada yang tahu tentang hubungan Zia dan pak Randy. Makanya Denis terlihat sangat bingung tapi juga penasaran ingin tahu tentang kebenaran hubungan pak Randy dan Zia.

“bapak sama Zia pacaran?” tanya Denis saat berada di tengah lapangan

“iya” jawab pak Randy singkat

Pak Randy menjawabnya dengan jujur agar tak ada caddy yang berani menggodanya. Denis yang mendengar berita itu terkejut namun Denis hanya diam saja dan bekerja seperti biasa. Setelah lima jam mereka bermain golf, para caddy menaruh tas golf para pemain ke depan club house dan kembali ke gedung caddy. Ria beristirahat di tempat istirahat caddy angkatannya. Denis beristirahat di tempat istirahat angkatannya juga. Denis bertemu dengan Sisi dan juga caddy lain yang satu angkatan dengannya.

Caddy, I Love You [Completed]Where stories live. Discover now